MAKASSAR – Koordinator Presidium Majelis Wilayah (MW) Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Sulawesi Selatan, Ni'matullah, menegaskan pentingnya menjadikan isu lingkungan sebagai prioritas utama dalam pembangunan. Pernyataan ini disampaikan dalam acara Focus Group Discussion (FGD) bertajuk "Mainstreaming Isu Banjir dan Tanah Longsor di Sulawesi Selatan" yang digelar di Hotel MaxOne, Makassar, pada Sabtu (28/09/2024).
“Isu lingkungan hidup harus menjadi perhatian utama dalam pembangunan. Selama ini kita hanya fokus pada penanganan dampak setelah bencana terjadi. Padahal, seharusnya upaya mitigasi dan pengelolaan lingkungan secara komprehensif perlu dilakukan secara berkelanjutan,” ujar Ni’matullah, yang akrab disapa Ulla.
Ulla mengusulkan perlunya penerapan mandatory spending di bidang lingkungan hidup agar program-program pemerintah dapat berjalan lebih berkelanjutan dan terencana dengan baik.
“Mandatory spending di bidang lingkungan hidup adalah suatu keharusan. Pemerintah wajib mengalokasikan anggaran untuk pengelolaan lingkungan hidup dalam APBN dan APBD. Semakin cepat ini direalisasikan, semakin baik untuk keberlangsungan lingkungan,” tegas Ulla.
Ia menambahkan, konsep mandatory spending ini merupakan bentuk tanggung jawab pemerintah dalam "membayar kembali" kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh aktivitas pembangunan dan investasi yang telah berlangsung selama puluhan tahun.
"Pemerintah harus membayar kembali semua dampak dan kerusakan lingkungan akibat pembangunan. Caranya adalah dengan penganggaran yang memadai dan konsisten, sehingga hasilnya lebih terasa,” jelas Ketua DPD Partai Demokrat Sulsel itu.
Diskusi FGD ini dipimpin oleh Dewan Penasehat MW KAHMI Sulsel, Bachrianto Bachtiar, dan diikuti oleh puluhan peserta dari berbagai instansi dan lembaga yang terkait dengan pengelolaan lingkungan hidup di Sulawesi Selatan, seperti HITI Sulselbar, P3E Sulawesi Maluku, Mapala UIM, Balai Besar KSDA Sulsel, Forum DAS Sulsel, hingga Walhi Sulsel.
Ketua Panitia Pelaksana, Asri Tadda, mengapresiasi kehadiran dan partisipasi seluruh peserta dalam acara ini. Ia berharap komitmen terhadap isu lingkungan dan bencana dapat terus terpelihara, serta ada tindak lanjut nyata.
“Kami sangat mengapresiasi semua peserta yang hadir. Terima kasih kepada semua pihak yang berpartisipasi sehingga acara FGD ini berjalan lancar. Insya Allah, KAHMI Sulsel akan melakukan tindak lanjut untuk mempertahankan komitmen bersama ini,” tutup Asri. (Yadi/A)