MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Sejumlah petahana akan kembali bertarung dalam Pilkada yang digelar pada 27 November mendatang. Kinerja mereka dalam lima tahun terakhir menjadi modal penting untuk meraih kembali dukungan masyarakat.
Direktur Politik Profetik Institute, Asratillah, mengungkapkan bahwa baik petahana maupun calon pendatang baru memiliki strategi masing-masing dalam menarik dukungan. Namun, petahana memiliki keunggulan berupa pencapaian kinerja yang dapat diandalkan dalam kampanye mereka.
"Petahana tentunya akan menyoroti kepada publik bahwa sebagian besar janji politik pada Pilkada sebelumnya telah mereka realisasikan. Di sisi lain, mereka juga akan menjelaskan alasan di balik janji yang belum terwujud," ujar Asratillah saat diwawancarai oleh Harian Rakyat Sulsel, Rabu (9/10/2024).
Asratillah menambahkan, masyarakat akan menilai kinerja petahana berdasarkan implementasi program-program yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
"Jika kinerja petahana dinilai positif dan sesuai dengan RPJMD, besar kemungkinan mereka akan dipilih kembali. Namun, jika kinerjanya dianggap kurang memuaskan, hal tersebut akan berdampak pada elektabilitas mereka," jelasnya.
Ia menegaskan, kinerja menjadi faktor kunci bagi petahana untuk mempertahankan posisinya. "Jika mereka berhasil menunaikan minimal 70 persen dari janji politik, posisi mereka akan kuat. Sebaliknya, jika hanya di bawah 50 persen, itu akan menjadi celah bagi lawan untuk menyerang dengan kampanye negatif," terangnya.
Asratillah menyimpulkan bahwa petahana yang mampu menunjukkan hasil nyata dari kinerja mereka akan memiliki peluang lebih besar untuk kembali memenangkan pemilihan. Sementara itu, mereka yang gagal memenuhi ekspektasi publik harus siap menghadapi tantangan dari para penantang yang akan memanfaatkan kelemahan tersebut sebagai bahan kampanye. (Fahrullah/B)