MAKASSAR, RAKYATSULSEL -- Kasus kebakaran di Kota Makassar masih marak. Berdasarkan catatan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan atau Damkarmat Makassar total ada ratusan insiden kebakaran sepanjang 2024, dan terbilang ada lonjakan signifikan.
Berdasarkan data terbaru Damkarmat Makassar yang dibagikan, total ada 253 insiden kebakaran terjadi hingga Oktober tahun ini, dengan nilai kerugian mencapai Rp47.237.000.000 atau Rp47,2 miliar.
Salah satu temuan menarik dari laporan ini adalah lonjakan drastis jumlah kebakaran pada bulan Agustus. Sebanyak 57 insiden kebakaran dan menjadikan bulan tersebut kasus kebakaran terbanyak.
Peningkatan ini jauh melampaui rata-rata bulanan, yang umumnya berkisar di angka 20 sampai 30 insiden kebakaran.
Sebagian besar insiden kebakaran disebabkan oleh hubungan arus pendek atau korsleting, dengan 50 kasus tercatat sepanjang tahun 2024, dan total rumah tinggal yang hangus terbakar 68 unit.
Kemudian, pada bulan September, jumlah kebakaran meningkat menjadi 70 kasus kebakaran.
Selain itu, ada juga faktor lain seperti kelalaian dan kebocoran gas, meski jumlahnya lebih rendah.
Dari total 253 insiden, sebanyak 170 terjadi di rumah tinggal, sementara 136 kasus kebakaran dilaporkan terjadi di lapangan atau area terbuka.
Dampak dari kejadian kebakaran ini sangat signifikan. Laporan menunjukkan 4 orang meninggal dunia, 3 luka luka, 200 Kepala Keluarga, dan 397 jiwa terdampak akibat kejadian ini.
Selain itu, kebakaran juga menyebabkan kerusakan properti dan fasilitas umum yang luas, dengan total luas area yang terbakar mencapai 23.705 meter persegi.
Masih maraknya kebakaran yang terjadi, Kasi Kebakaran dan Investigasi Damkar Makassar, Andi Akbar Ikhsan mengingatkan agar masyarakat selalu berhati-hati dan memperhatikan segala potensi yang bisa memicu terjadinya kebakaran.
Utamanya mengenai penggunaan listrik di rumah, Andi Akbar berharap masyarakat bisa lebih bijaksana.
"Lebih bijaksana dalam penggunaan peralatan-peralatan rumah yang bisa menimbulkan kebakaran. Hemat listrik, begitu juga charger handphone. Karena biasanya kan ada kebiasaan masyarakat itu kalau charger hp terus pas penuh tinggal cabut HPnya, chargernya tidak dia cabut. Nah itukan bisa menimbulkan kebakaran," pesannya.
Selain itu, ia juga mengingatkan masyarakat untuk tidak melakukan pembakaran sampah di waktu siang hari. Utamanya di musim kemarau dikarenakan bisa memicu kebakaran.
Termasuk memperhatikan instalasi listrik rumah, jika sudah berusia diimbau untuk segera diganti karena beberapa kasus kebakaran yang terjadi pemicu utama adalah karena korsleting listrik.
"Terus untuk masyarakat juga jangan membakar sampah di tengah terik matahari. Karena itu juga bisa memicu terjadinya kebakaran lahan. Jadi kita lebih bijaksana lah dalam artian menjaga instalasi, memeriksa instalasi, dalam penggunaan listrik lebih efisien dan efektif saja. Digunakan seperlunya saja," pungkasnya. (Isak/B)