MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Puluhan warga Bulukumba menggelar aksi demonstrasi di depan kantor Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Sulawesi Selatan (Sulsel), di Jalan AP Pettarani, Kota Makassar, pada Rabu (4/12/2024) sore.
Massa aksi yang tergabung dalam Aliansi Pemerhati Demokrasi Kabupaten Bulukumba ini menggelar aksi demonstrasi sambil membakar ban bekas dan membentangkan spanduk bertuliskan "Bubarkan Bawaslu Merusak Citra Demokrasi" serta "Tolak Politik Uang Selamatkan Demokrasi".
Akibatnya, arus lalu lintas di depan kantor Bawaslu Sulsel sempat terjadi kemacetan. Polisi yang bertugas di lokasi juga sempat memaksa massa aksi agar membuka jalan sehingga terjadi aksi saling dorong. Ketegangan antar petugas dan massa aksi terjadi sekitar pukul 15.32 Wita.
Tak hanya itu, sebagai bentuk protes terhadap proses yang dilakukan oleh pengawas pemilu, massa aksi jug melemparkan telur ke arah kantor Bawaslu Sulsel. Mereka menyatakan mosi tidak percaya kepada Bawaslu Kabupaten Bulukumba yang dianggap gagal mencegah praktik politik uang.
Para demonstran menilai Bawaslu Bulukumba tidak mampu mengonsolidasikan dan mengoordinasikan upaya pencegahan politik uang dalam Pilkada Bulukumba.
Mereka menuding tidak ada satu pun temuan terkait politik uang yang berhasil diungkap oleh Bawaslu setempat, meskipun praktik tersebut dinilai terbuka dan masif.
"Kami menyatakan mosi tidak percaya kepada Bawaslu Bulukumba karena dianggap gagal melakukan konsolidasi dan koordinasi intern al dan melakukan pencegahan praktik money politik di Bulukumba," kata Jenderal Lapangan Aksi, Armayudi syam.
Ia juga mendesak Bawaslu Sulsel untuk mengevaluasi kinerja Bawaslu Bulukumba. Selain itu, mereka juga meminta agar seluruh laporan terkait politik uang yang saat ini sedang diperiksa di tingkat kecamatan diproses secara profesional dan tegas. Mereka menuntut agar laporan dugaan politik uang dari warga Bulukumba segera diregistrasi dan ditindaklanjuti.
"Kami mendesak Bawaslu provinsi memproses secara tegas dan profesional semua laporan politik uang yang saat ini sedang dalam proses pemeriksaan di semua Bawaslu kecamatan se-Kabupaten Bulukumba," katanya.
Bukan itu saja, mengenai dugaan pelanggaran yang terjadi di Pilkada Bulukumba dinilai terstruktur dan sistematis. Pasalnya ada banyak bukti video, dan barang bukti uang yang ditemukan, termasuk keterangan saksi-saksi namun laporannya tak kunjung diproses.
Barang bukti yang dimaksudkan itu disebut berasal dari Paslon 02 Muchtar Ali Yusuf- Edy Manaf (Harapan Baru). Untuk itu mereka mendesak Bawaslu Sulsel agar segera menindaklanjuti laporannya untuk menjaga marwah demokrasi di Sulsel.
"Politik uang itu berupa amplop yang berisi uang Rp 50 ribu. Ini dilakukan menurut keterangan dan barang bukti dan saksi itu dari paslon nomor urut dua. Itu pelanggaran terjadi di beberapa kecamatan. Kami punya bukti video dan saksi dan barang bukti berupa uang yang ditemukan," bebernya.
"Kami sudah laporkan ini dan meminta Bawaslu Sulsel menaikkan status laporan ini untuk diselidiki karena kami menganggap bukti dan saksi sudah lengkap. Bawaslu harus memperlihatkan dirinya sebagai lembaga penegak demokrasi khususnya di Sulsel," terangnya.
Sekitar pukul 16.25 Wita, kurang lebih 15 perwakilan massa diterima di ruang rapat Bawaslu Sulsel oleh Kepala Sekretariat Bawaslu Sulsel, Jalaluddin, serta Abri, penerima laporan pengaduan.
Dalam pertemuan tersebut, massa aksi menyampaikan keluhan terkait lambatnya proses verifikasi laporan politik uang oleh Gakkumdu (Sentra Penegakan Hukum Terpadu).
Mereka menuduh bahwa politik uang di Bulukumba dilakukan secara terstruktur, melibatkan camat serta aparat desa/lurah yang diduga mendukung salah satu bakal calon bupati/wakil bupati.
Bawaslu Provinsi Sulsel menyatakan bahwa laporan yang diajukan sedang diproses di tingkat pimpinan. Pihak Bawaslu meminta massa untuk bersabar menunggu hasil keputusan lebih lanjut.
Setelah dialog berlangsung, aksi massa berakhir pada pukul 17.05 WITA. Situasi tetap terkendali, dan kegiatan selesai dengan aman serta tertib.
Untuk diketahui, aksi demonstrasi sebelumnya telah dilakukan di depan kantor Bawaslu Bulukumba. Bahkan dalam aksi tersebut, massa pendukung Paslon 01 Bupati Bulukumba, Jamaluddin M Syamsir-Tomy Satria Yulianto (JADIMI) melempari gedung Bawaslu Bulukumba dengan kotoran sapi, Selasa (3/12/2024) kemarin.
Mereka melemparkan kotoran sapi ke Kantor Bawaslu sebagai bentuk kekecewaan atas dugaan ketidakadilan dalam penanganan pelanggaran Pilkada Bulukumba 2024.
Akibatnya, kotoran sapi yang dilempar oleh massa aksi tampak berserakan di halaman Kantor Bawaslu Bulukumba, serta mengotori papan nama Bawaslu, atap, dinding, teras hingga bagian gerbang kantor Bawaslu tersebut.
Jenderal Lapangan, Heri Gustiawan mengatakan aksi tersebut dipicu oleh ketidakpuasan terhadap langkah Bawaslu yang dinilai tutup mata atas banyaknya pelanggaran netralitas dan politik uang yang dilakukan salah satu paslon.
"Kami sudah memberikan bukti-bukti yang cukup, tetapi Bawaslu terkesan tutup mata. Ini adalah bentuk kekecewaan kami terhadap lembaga yang seharusnya netral," ucap Heri kepada wartawan.
Bukan itu saja, kata Heri, selama pelaksanaan Pilkada Serentak di Bulukumba ditemukan banyak pelanggaran yang melibatkan Aparatur Sipil Negara (ASN).
"Politik uang jelang hari pencoblosan seakan terjadi tanpa ada tindakan dari Bawaslu. Ini seakan dibiarkan begitu saja terjadi," sebutnya.
Dia mengaku, sebelumnya mereka juga telah melakukan aksi demonstrasi pada 29 November lalu. Dalam aksi itu juga, para demonstran melemparkan telur busuk ke halaman kantor Bawaslu Bulukumba.
"Kami menanti langkah tegas dari pihak berwenang untuk memastikan Pilkada berjalan sesuai prinsip keadilan dan demokrasi," pungkasnya. (Isak/B)