MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Pemerintah Kota (Pemkot) Makassar menyatakan kesiapannya dalam menghadapi bencana Hidrometeorologi.
Diketahui, Hidrometeorologi adalah bencana alam yang disebabkan oleh parameter meteorologi, seperti curah hujan, kelembapan, temperatur, dan angin. Di mana, kondisi tersebut dapat memicu terjadinya banjir maupun tanah longsor.
Kepala pelaksana (Kalak) BPBD Kota Makassar, Achmad Hendra Hakamuddin mengatakan telah mempersiapkan perlengkapan dan personel untuk menghadapi kemungkinan bencana. Mulai dari perlengkapan alat maupun personel. Seperti, 10 unit perahu karet, perahu fiber, dan perahu lipat.
"Peralatan seperti alat pelindung diri atau Personel Protectif Equipment (PPE) dan berbagai perangkat modern dari Dinas Lingkungan Hidup sudah siap," ujar Hendra.
Berdasarkan pengalaman, Hendra menyebut terdapat empat titik rawan banjir di Kota Makassar yang menjadi perhatian khusus. Yakni, Kecamatan Manggala, Panakkukang, Biringkanaya, dan Tamalanrea.
"Hujan yang tinggi, akan sangat mempengaruhi daerah daerah yang memiliki topografi," terang Hendra.
Oleh karena itu, Hendra menjelaskan pihaknya akan mengoptimalkan sumber daya di Pemkot Makassar dan berkolaborasi dengan OPD lain untuk mencegah banjir besar seperti yang terjadi pada musim hujan tahun lalu.
"Ini yang coba kita antisipasi, berdasarkan pengalaman kami kolaborasi dengan OPD lain sangat baik," ujar Hendra.
Maka dari itu, Hendra mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap dampak cuaca ekstrem ini dan mengikuti arahan dari pihak terkait untuk meminimalkan resiko bencana.
"Ketika masyarakat melihat tanda tanda dan mendapat informasi dari kanal-kanal resmi seperti BPBD dan BMKG," tutup Hendra.
Diketahui sebelumnya, Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BBMKG) Wilayah IV Makassar mengeluarkan peringatan dini terkait potensi cuaca ekstrem yang diperkirakan melanda Kota Makassar dan sejumlah wilayah di Sulawesi Selatan pada 4-6 Desember 2024.
Prakirawan BBMKG, Sitti Nurhayati Hamzah, mengungkapkan Kota Makassar berpotensi mengalami hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, disertai kilat, petir, dan angin kencang. Di mana, intensitas curah hujan diprediksi lebat mencapai 40-60 persen.
"Kondisi ini diprediksi dapat memicu bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor," jelas Sitti, Rabu (4/12). (Sasa/B)