MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Beberapa waktu terakhir Kota Makassar dilanda cuaca ekstrem. Di mana, terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang mengakibatkan sejumlah wilayah tergenang banjir.
Oleh karena itu, Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto meminta kepada masyarakat untuk waspada dan bersiap diri atas kondisi yang ada. Sebab, Makassar sering terjadi banjir di setiap tahunnya, jika memasuki musim penghujan.
Khususnya, masyarakat yang berada di wilayah rawan banjir seperti, di Kecamatan Manggala, Tamalanrea, Biringkanaya dan Panakkukang.
Pasalnya, wilayah-wilayah tersebut memiliki topografi rendah yang memang cenderung menjadi tempat penampungan air. Sehingga, permasalahan banjir masih menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah.
“Masyarakat harus disiapkan untuk menyesuaikan diri dengan kondisi itu. Ini pekerjaan besar yang membutuhkan revisi tata ruang,” ujar Danny, Rabu (11/12).
Danny Pomanto, sapaan akrabnya, mengatakan dibutuhkan langkah - langkah ekstrem dalam penanganan banjir di Kota Makassar.
Salah satunya, dengan cara konsolidasi lahan. Danny menjelaskan dalam skema ini, warga di kawasan rawan banjir akan dipindahkan ke lokasi lain yang lebih tertata.
Sementara itu, wilayah bekas pemukiman dikembalikan menjadi area resapan air atau taman kota.
Ia melanjutkan skema konsolidasi lahan ini telah berhasil diterapkan di negara lain. Namun, untuk implementasi skema ini di Makassar belum bisa dibuat karena membutuhkan biaya yang cukup besar.
"Tapi itukan belum ada skema begitu berhasil dibuat. Keuangannya berat, kalau di luar negeri ada," terang Danny.
"Itu kebijakan yang kuat walaupun dari dulu saya berkeinginan, tapi secara politik itu susah sekali," sambung Danny.
Ia pun berharap pemimpin Makassar di masa depan mampu mewujudkan skema ini demi penanganan banjir yang lebih efektif.
"Nanti kita berharap pemimpin ke depan bisa mengatasi juga ini (wilayah rawan banjir)," tutup Danny. (Shasa/B)