WAJO, RAKYATSULSEL – Hingga akhir Desember 2024, Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, belum mencapai target yang ditetapkan. Realisasi PAD tercatat sebesar Rp175,36 miliar dari target Rp185,44 miliar, dengan selisih sekitar Rp10,08 miliar.
Data tersebut merupakan hasil rekapitulasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Wajo periode 1 Januari hingga 31 Desember 2024. Selain PAD, realisasi belanja APBD Wajo juga belum sepenuhnya terpenuhi. Dari target Rp1,71 triliun, belanja yang terealisasi baru mencapai Rp1,53 triliun, atau sekitar 89,97 persen.
Kepala Bidang Akuntansi Badan Pengelola Keuangan dan Pendapatan Daerah (BPKPD) Wajo, Fatimah, mengungkapkan bahwa dari 41 Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkup Pemkab Wajo, tidak ada yang berhasil merealisasikan belanja hingga 100 persen.
“Dinas Kesehatan, RSUD Lamaddukelleng, dan RSUD Siwa mencatat realisasi belanja terendah,” jelas Fatimah pada Minggu (19/1/2025).
Berikut data realisasi belanja OPD dengan capaian terendah:
- Dinas Kesehatan: Rp264,03 miliar dari anggaran Rp300,47 miliar.
- RSUD Lamaddukelleng: Rp53,78 miliar dari anggaran Rp76,59 miliar.
- RSUD Siwa: Rp15,32 miliar dari anggaran Rp20,84 miliar.
Adapun sisa lebih pembiayaan anggaran tahun berjalan (SILPA) Pemkab Wajo tercatat sebesar Rp122,58 miliar.
Realisasi total pendapatan daerah Kabupaten Wajo sebesar Rp1,42 triliun, atau 88,34 persen dari target Rp1,61 triliun. Dana transfer juga belum mencapai target, dengan realisasi Rp1,24 triliun dari target Rp1,4 triliun.
Fatimah menambahkan, pihaknya masih mengumpulkan data terkait kontribusi PAD dari masing-masing OPD. “Data PAD per OPD belum final dan ini masih dalam proses evaluasi,” ujarnya.
Dengan selisih yang cukup signifikan antara target dan realisasi, evaluasi terhadap pengelolaan keuangan daerah menjadi penting untuk mendorong peningkatan pendapatan serta efisiensi belanja daerah di tahun mendatang. (*)