Kiprah Dakwah Prof Komaruddin Hidayat: Syaikhul Mubalighin IMMIM

  • Bagikan
Prof. Komaruddin Hidayat

Oleh: Muhammad Ishaq Samad
Ketua Umum DPP IMMIM

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, seorang intelektual Muslim dan cendekiawan terkemuka Indonesia, telah menerima gelar Syaikhul Mubalighin dari Ikatan Masjid Mubaligh Indonesia Muttahidah (IMMIM) sebagai bentuk penghargaan atas kontribusinya dalam dakwah dan pemikiran Islam.

Gelar ini diberikan pada momentum Milad IMMIM ke-54 di Makassar, menandai lebih dari setengah abad dedikasi lembaga IMMIM dalam memperkuat dakwah Islam di Indonesia.

Sebagai seorang cendekiawan Muslim, Prof. Komaruddin Hidayat telah memberikan kontribusi besar dalam berbagai aspek dakwah, baik melalui pemikiran, pendidikan, maupun dialog lintas agama.

Berikut adalah beberapa kontribusi utama dari Prof. Komaruddin Hidayat yang telah memberikan dampak signifikan di berbagai bidang:

  1. Pemikiran Islam yang Moderat dan Inklusif
    Prof. Komaruddin dikenal sebagai intelektual Muslim yang mengedepankan pendekatan Islam moderat. Pemikirannya menekankan pentingnya harmoni antara ajaran Islam dengan nilai-nilai kebangsaan, pluralisme, dan kemanusiaan.
  2. Peran dalam Pendidikan Islam
    Sebagai mantan Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, beliau berhasil membawa UIN menjadi lembaga pendidikan tinggi Islam yang unggul dan modern. Ia mendorong integrasi antara ilmu agama dan ilmu pengetahuan dalam kurikulum pendidikan Islam, yang memperkuat relevansi akademik dengan tantangan zaman.
  3. Penulis dan Pembicara Inspiratif
    Prof. Komaruddin adalah penulis buku-buku populer seperti Psikologi Kematian, Agama Masa Depan, dan Menalar Tuhan. Buku-buku ini mengupas nilai-nilai Islam dalam konteks kehidupan modern. Selain itu, beliau sering diundang menjadi pembicara di forum nasional dan internasional untuk menyampaikan pesan-pesan Islam yang damai dan penuh hikmah.
  4. Penguatan Dialog Lintas Agama
    Salah satu kiprah pentingnya adalah memperkuat dialog lintas agama. Prof. Komaruddin percaya bahwa hubungan harmonis antara umat beragama adalah kunci terciptanya perdamaian dan kemajuan bangsa. Ia aktif mendorong kolaborasi antara komunitas agama dalam berbagai kegiatan.
  5. Dakwah Melalui Media
    Prof. Komaruddin juga menggunakan media massa sebagai sarana dakwah. Melalui tulisan, wawancara, dan diskusi publik, beliau konsisten menyampaikan gagasan-gagasannya untuk memberikan pencerahan kepada masyarakat luas. Kehadirannya di berbagai platform media menjadi inspirasi banyak pihak.

Penghargaan Syaikhul Mubalighin

Gelar Syaikhul Mubalighin dari IMMIM diberikan sebagai bentuk apresiasi atas peran besar Prof. Komaruddin Hidayat dalam memperkuat dakwah Islam berbasis intelektualisme dan humanisme. IMMIM memandang beliau sebagai tokoh yang tidak hanya membangun pemikiran Islam yang mencerahkan, tetapi juga menginspirasi umat untuk menjalankan ajaran agama dengan semangat kedamaian dan kebersamaan.

Pada Milad IMMIM ke-54 tahun, acara penghargaan ini dihadiri oleh berbagai tokoh agama, pemimpin masyarakat, dan kalangan akademisi. Dalam sambutannya, Prof. Komaruddin menyampaikan bahwa penghargaan ini adalah tanggung jawab besar untuk terus berkontribusi dalam memperkuat Islam sebagai agama yang rahmatan lil ’alamin.

Dalam pidatonya saat itu, Prof. Komaruddin mengingatkan pentingnya membangun masjid sebagai pusat peradaban yang tidak hanya mengajarkan nilai-nilai agama, tetapi juga menjadi motor penggerak kemajuan sosial dan intelektual masyarakat. Beliau juga mengajak para mubalig untuk terus menyampaikan dakwah dengan pendekatan yang hikmah, sesuai dengan kebutuhan zaman.

Penghargaan Syaikhul Mubalighin yang diterima oleh Prof. Dr. Komaruddin Hidayat adalah pengakuan atas kontribusinya yang luar biasa dalam dunia dakwah Islam. Kiprah beliau sebagai ulama, akademisi, dan tokoh bangsa menjadi teladan bagi generasi muda untuk terus mengembangkan dakwah yang mengedepankan ilmu pengetahuan, inklusivitas, dan kemanusiaan. Semoga penghargaan tersebut menjadi inspirasi para mubaligh/muballighat untuk semakin memperkuat dakwah Islam di Indonesia dan dunia. (*)

  • Bagikan