JAKARTA, RAKYATSULSEL – Ketua Badan Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN) DPR RI, Andreas Eddy Susetyo, menyatakan dukungannya terhadap peningkatan volume pupuk subsidi bagi petani. Menurutnya, peningkatan ini dapat diwujudkan melalui efisiensi dalam produksi pupuk, sehingga harga dapat ditekan dan volume subsidi bertambah.
"Jika efisiensi tercapai, Menteri Pertanian akan memiliki keleluasaan untuk menambah volume pupuk subsidi. Sebab, jika anggaran tersedia dan harga produksi turun, maka jumlah pupuk subsidi bisa ditambah. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani," ujar Andreas seusai Rapat Kerja bersama Kementerian Pertanian (Kementan), Kementerian BUMN, Kementerian Perdagangan (Kemendag), dan PT Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC) di Senayan, Jakarta, Senin (3/2/2025).
Andreas menjelaskan bahwa rapat ini bertujuan menindaklanjuti temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terkait penyaluran pupuk subsidi. Namun, menurutnya, yang lebih penting adalah menentukan kebijakan perbaikan tata kelola pupuk subsidi ke depan.
Salah satu fokus utama adalah menekan harga pokok produksi (HPP) pupuk agar lebih efisien. Andreas menekankan bahwa meskipun volume pupuk subsidi telah mencapai 9,5 juta ton, angka tersebut masih jauh dari kebutuhan nasional, yang diperkirakan mencapai 14 hingga 16,5 juta ton per tahun.
"Masih ada kesenjangan antara volume subsidi yang tersedia dengan kebutuhan petani. Oleh karena itu, efisiensi harga sangat penting agar subsidi bisa diperluas," tegasnya.
Sementara itu, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengapresiasi dukungan DPR dalam upaya memperbaiki sistem penyaluran pupuk subsidi.