MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Bursa bakal calon ketua Partai Golkar Sulawesi Selatan mulai diramaikan oleh sejumlah nama potensial. Meski pelaksanaan musyawarah daerah masih terbilang lama, namun figur yang punya kans ikut bertarung mulai melancarkan manuver. Munafri Arifuddin, salah satu dari beberapa nama yang diperkirakan akan mengincar kursi panas Beringin di daerah ini.
Pengamat politik dari Post Politica Indonesia, Anis Kurniawan, menilai adanya intrik di internal Golkar Sulsel yang dijabat Taufan Pawe membuat sejumlah tokoh-tokoh muda partai berlambang beringin tersebut semakin kokoh untuk maju mengambil alih kepemimpinannya.
"Sebagai wakil kota terpilih di Makassar saya pikir kans (peluang) Appi untuk maju sangat besar. Bukan karena dia sebentar lagi menjabat sebagai wali kota saja, akan tetapi kondisi kepemimpinan di Golkar Sulsel sebelumnya yang banyak menuai kritik, terutama dari kepengurusan DPD I dan DPD II," kata Anis.
"Dengan demikian, maka ada ekspektasi untuk menghadirkan ketua baru yang dianggap lebih mumpuni dan tentu saja bisa berbuat banyak dalam hal membangun konsolidasi Partai Golkar di Sulsel, biar lebih kuat dan lebih memberikan impact terhadap kekuatan Golkar ke depannya. Itu yang saya lihat, hadirnya Appi sebagai salah satu kandidat," sambung dia.
Sisi lain, kekuatan Appi untuk mengambil alih kepemimpinan Golkar Sulsel juga disebut patut untuk diperhitungkan. Meskipun di Golkar terdapat sejumlah klan besar seperti Taufan Pawe, Nurdin Halid, maupun gerbong IAS. Posisi ipar Appi di Golkar, yakni Erwin Aksa sebagai Wakil Ketua Umum Partai Golkar juga dipastikan akan memberikan dampak besar dalam pencalonannya.
"Tentu saja variabel itu bisa menjadi bagian yang mendukung beliau kalau serius untuk maju ketua di DPD I . Tapi variabel lain saya kira memang Sulsel membutuhkan pemimpin yang lebih mumpuni untuk memimpin Golkar periode selanjutnya," tutur Anis.
Meskipun, menurut Anis, faktor tersebut hanya sebagian saja. Dikarenakan karier politik Appi, terutama kontribusinya selama memimpin Golkar Makassar sangar banyak.
"Dan saya kira posisi Appi sebagai ketua Golkar Makassar dan kemudian terpilih sebagai caleg provinsi sebelum maju sebagai calon wali kota, saya kira itu juga salah satu modal penting untuk membuktikan bahwa dia sangat layak menduduki posisi ketua di DPD I," ujar dia.
Anis berpendapat, di Partai Golkar, dalam pencalonan ketua memiliki tradisi untuk memberikan peluang bagi kader-kader muda untuk memimpin. Sehingga peluang tersebut dinilai bisa dimanfaatkan Appi untuk menguji kemampuannya pada level selanjutnya di partai.
"Tradisi terlibatnya aktor-aktor kuat di setiap kontestasi DPD Golkar provinsi itu memang selalu terjadi. Tapi itu sebenarnya memberikan pesan kuat bahwa partai itu masih dihuni oleh orang-orang yang punya pengaruh di Sulsel. Tapi jangan lupa, Golkar itu selalu punya tradisi untuk memberikan peluang bagi orang-orang (kader) yang potensial," kata Anis.
Pengurus Golkar Sulsel juga disebut tentu akan memperhitungkan nasib dan arah partainya lima sampai 10 tahun ke depan. Untuk itu, kader muda akan lebih berpeluang untuk didorong mengambil alih kursi kepemimpinan guna kemajuan partai.
"Dalam konteks itu kalau dibandingkan dengan aktor lain seperti pak Nurdin Halid, kemudian IAS atau pak Taufan Pawe, saya kira lagi-lagi Appi punya bargaining yang lebih kuat jika dibandingkan dengan mereka. Utamanya dari aspek bagaimana dia bisa berakselerasi lima sampai sepuluh tahun yang akan datang. Dan, itu saya kira yang dimiliki Appi sebagai tokoh muda di Golkar dan juga sebagai pemimpin baru di Makassar," imbuh dia. (isak pasa'buan/B)