Sejalan dengan perkembangan ekonomi digital yang sangat masif, BNI telah melakukan transformasi digital secara bertahap dan disesuaikan (customized) dengan kebutuhan nasabah. Pengalaman pelanggan (customer experience) dibangun dengan menyesuaikan format outlet BNI berbasis digital dengan lokasi dan karakteristik masing-masing outlet.
Lebih lanjut, BNI khususnya Wilayah 07, melalui pemimpinnya, Muhammad Arafat, mengakselerasi transformasi jaringan BNI dengan menghadirkan Agen46 di daerah-daerah blank spot serta wilayah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal). Wilayah-wilayah tersebut sebelumnya belum terjangkau oleh outlet BNI.
Dalam merespons perkembangan sistem keuangan digital nasional, khususnya pembayaran digital dan pinjaman digital, BNI mengakselerasi transformasi digital dengan meluncurkan aplikasi mobile banking terbaru, yaitu wondr by BNI untuk segmen ritel dan BNIdirect untuk segmen bisnis dan korporasi.
Transformasi digital BNI melalui dua inovasi digital tersebut telah berkontribusi terhadap bisnis BNI dengan biaya dana yang semakin rendah. Hal ini tercermin dari meningkatnya CASA (Current Account Saving Account) transaksional terhadap total Dana Pihak Ketiga (DPK). Semakin tinggi rasio CASA, semakin rendah biaya dana (cost of fund).
Tidak berhenti pada transformasi digital, BNI sebagai salah satu pilar perbankan nasional terus mendukung target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8,0 persen dalam lima tahun ke depan, sesuai dengan program pemerintahan Prabowo-Gibran. BNI juga konsisten menjamin pencapaian target Indonesia Emas 2045.
Sejalan dengan Asta Cita, BNI terus mendorong pertumbuhan pembiayaan ke sektor-sektor strategis, khususnya di Kantor BNI Wilayah 07 yang meliputi Sulawesi Selatan (Sulsel), Sulawesi Tenggara (Sultra), Sulawesi Barat (Sulbar), dan Maluku. Sektor-sektor tersebut antara lain hilirisasi nikel, bauksit, tembaga, pembangunan kilang minyak, pengembangan pusat data, kecerdasan buatan, akuakultur, ketahanan pangan, energi, dan pembangunan perumahan nasional.