MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Sulawesi Selatan mempertahankan status inflasi minus selama bulan Ramadan. Kabar baik ini disampaikan oleh Gubernur Sulawesi Selatan, Sudirman Sulaiman dalam kegiatan high level meeting Tim Pengendalian inflasi Daerah ( TPID Sulawesi Selatan, Kamis 7 Maret 2025.
Meskipun terdapat sedikit kenaikan harga cabai, Sudirman memastikan bahwa kondisi tersebut masih dalam batas yang terkendali dan terus dipantau oleh pemerintah. Pertemuan tersebut juga menghasilkan beberapa rekomendasi yang akan segera diimplementasikan, termasuk operasi pasar untuk menjaga stabilitas harga.
"Level meeting ini adalah untuk perencanaan jangka panjang, perencanaan jangka pendeknya, dan rekomendasi-rekomendasi nanti yang keluar. Nanti kita ada operasi pasar," ujar Sudirman.
Selain operasi pasar, Sudirman juga mengungkapkan rencana kemitraan antara petani dan Bulog untuk menjaga stabilitas harga dan ketersediaan pasokan. Kemitraan ini akan melibatkan distribusi pupuk, benih, dan bibit kepada petani, dengan kewajiban petani untuk menyalurkan sekitar 20% hasil panennya kepada Bulog sebagai cadangan stabilitas harga.
"Ada persentase di mana ketika ada distribusi seperti pupuk, benih, bibit, maka tentu ada kontribusi petani untuk tanggung gugat kepada Bulog perimbangan permintaannya kurang lebih 20 persen supaya itu paling tidak cadangan stabilitas harga di daerah jangan sampai kita lepas keluar kita lagi yang masalah di Sulsel," kata dia.
Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan berkomitmen untuk terus menjaga stabilitas harga bahan pokok, terutama selama bulan Ramadan dan menjelang Hari Raya Idulfitri, agar masyarakat dapat merayakan hari besar tersebut dengan tenang dan nyaman. Kemitraan petani-Bulog diharapkan dapat menjadi solusi jangka panjang dalam menjaga stabilitas harga dan ketersediaan pasokan di Sulawesi Selatan.