MAKASSAR, RAKYATSULSEL — Dalam rangka memperingati hari jadinya yang ke-16, BKMF AKSARA Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Makassar (FIP UNM) menggelar Pentas Milad ke-XVI pada akhir pekan lalu di Kampus IV FIP UNM. Mengusung tema “Dendang Tosora”, acara ini menjadi panggung ekspresi budaya yang mengangkat kekayaan lokal Kabupaten Wajo, khususnya dari Desa Tosora.
Pentas budaya ini turut dihadiri oleh Wakil Rektor III UNM dan Dekan FIP UNM, serta disambut meriah oleh ratusan penonton yang memenuhi area pertunjukan. Kegiatan ini menampilkan beragam karya seni hasil eksplorasi dan observasi langsung ke Tosora, sebuah kawasan bersejarah yang memiliki peran penting dalam perkembangan budaya dan peradaban di Wajo.
Berbagai bentuk pertunjukan dipentaskan secara terpadu dan memukau, mulai dari teater, musik, tari, hingga karya sastra. Drama berjudul “Dibalik Runtuhnya Tosora” menjadi penampilan utama yang membangkitkan kesadaran historis dan emosional penonton. Musik tradisional seperti “Ana Maseri” dan “Cakodo-kodo” menambah kekayaan nuansa lokal yang kental.
Penampilan tari “Arung Matoa” dan “Mappalisu Sumange Tosora” berhasil memikat perhatian dengan gerakan yang sarat filosofi, menggambarkan semangat dan jati diri masyarakat Wajo. Sementara itu, karya sastra “Cahaya di Balik Warisan” dan “Kantata Niskala” memberikan sentuhan reflektif dan kontemplatif, memperkaya makna pertunjukan secara keseluruhan.
Sebagai simbol utama dalam pementasan, ditampilkan maskot “Batu Nisan Syekh Jamaluddin”, yang merepresentasikan nilai-nilai spiritual dan sejarah yang melekat dalam budaya Tosora.
Kegiatan ini merupakan wujud nyata komitmen AKSARA FIP UNM dalam menjaga, mengenalkan, dan mengapresiasi nilai-nilai budaya lokal di tengah tantangan modernisasi. Melalui riset budaya yang intensif dan keterlibatan aktif anggota, pentas ini bukan sekadar hiburan, tetapi juga menjadi ruang edukatif yang mendalam.
Acara ditutup dengan prosesi pemotongan tumpeng sebagai bentuk syukur atas perjalanan AKSARA selama 16 tahun. Prosesi ini dipimpin langsung oleh Wakil Rektor III UNM yang juga merupakan Daeng AKSARA FIP UNM, sebagai simbol harapan agar AKSARA terus menjadi garda terdepan dalam pelestarian seni, budaya, dan literasi—baik di lingkungan kampus maupun di masyarakat luas.
Dengan terselenggaranya Pentas Milad ke-XVI ini, AKSARA FIP UNM kembali menegaskan perannya sebagai ruang kreasi dan refleksi bagi mahasiswa dalam menghadapi tantangan zaman, tanpa kehilangan akar budayanya. (***)