Ia berharap kalaborasi antara senior dan milenial bisa mendapatkan dua kursi.
"Kalau dari kalangan milenial ada dua nama yang muncul, Andi Anhar Rahman dan Andi Najamuddin. Keduanya ini kita harapkan bisa meraup suara yang signifikan," jelasnya.
Manager strategi dan operasional lembaga survei Jaringan Suara Indonesia (JSI), Nursandy Syam menilai, kehadiran figur-figur milenial di arena pertarungan Pileg tak terlepas dari tren melek politik dan jumlah pemilih kategori milenial yang semakin meningkat.
"Diantara figur-figur milenial yang mengemuka masih cenderung ditopang oleh nama besar dari klan keluarga," katanya.
Disebutkan, langkah mengsosialisasikan diri seperti itu memang sah-sah saja. Tapi tak sepenuhnya cukup menjadi bekal politik untuk memanen dukungan elektoral.
Figur-figur milenial tetap perlu menonjolkan sisi keunggulan personalnya. Dan tidak melulu dalam bayang-bayang nama besar. Kerja politiknya mesti terorganisir dan terukur.
"Andai figur-figur milenial yang akan bertarung nantinya mampu bekerja dengan strategi yang tepat maka tentu menjadi prospek politik yang menarik bagi parpol," tutup dia.
Sedangkan, Direktur Eksekutif Parameter Publik Indonesia Ras Md berpandangan, keinginan para figur milenial tampil di Pileg DPR RI adalah bukti jika minat politik untuk gabung di Parpol cukup bagus. Regenerasi figur memang mesti berjalan di partai.