Tunjukkan Kepedulian Pelestarian Bahasa Daerah, Erna Taufan Hadiahkan Guru Sebuah Pantun Bugis

  • Bagikan

PAREPARE, RAKSUL- Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Kota Parepare, Hj Erna Rasyid Taufan menunjukkan keseriusan dan perhatian dalam pelestarian dan revitalisasi bahasa daerah.

Selain meluangkan waktu menghadiri Lokakarya Bahasa Daerah yang digelar Pemerintah Kota Parepare melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, istri Taufan Pawe, Wali Kota Parepare ini menunjukkan kebolehan dalam berpantun Bugis.

Pantun Bugis ini dipersembahkan sebagai hadiah kepada para guru bahasa daerah yang telah berhasil mengharumkan nama kota Cinta BJ Habibie itu di tingkat Provinsi Sulawesi Selatan pada pelaksanaan Festival Tunas Bahasa Ibu, 2021 lalu.

Parepare ungkap dia, berhasil keluar sebagai juara 1 umum mengalahkan 23 kabupaten/kota di Sulawesi Selatan.

"Ini adalah pencapaian luar biasa," kata Erna.

"Siddi elong maliung (pantun) maelo' upalettukeng lao ri idi' maneng guru bahasa daerah nasaba' pakkulleatta' pakanjaki asenna Parepare ri Sulsel ri taung labe'e," lanjut Erna dengan dialek bahasa Bugis, menyampaikan maksud memberikan hadiah pantun Bugis kepada guru bahasa daerah yang hadir sebagai peserta dalam Lokakarya itu yang dipusatkan di Gedung Sekolah Tionghoa Kuo Min Tang, Selasa, (30/8/2022).

Selain berpantun, Erna mengungkapkan, meski kaku dalam berbahasa daerah, namun ia sengaja meminta seseorang membuatkan pantun Bugis sebagai wujud perhatiannya terhadap bahasa daerah Bugis. "Saya dibuatkan pantun tapi tidak ada terjemahannya. Jadi saya terjemahkan, jangan salah walau saya agak kurang dalam berbicara Bugis tapi InsyaAllah saya bisa menerjemahkannya," lanjut ia sembari menerjemahkan pantun apresiasi untuk guru bahasa daerah.

Ia juga menitip pesan, harus lebih peduli terhadap kepunahan bahasa daerah akibat penuturnya yang sudah semakin banyak yang tidak tahu berbahasa daerah.

"Bagaimana jika besar nanti tidak dapat menjawab, terkadang di silsilah itu yang ada di Lontara mengandung hikmah. Karena sebelum agama diturunkan adat dan budaya menjadi aturan dipakai di kehidupan kita. Adat itu tidak jauh-jauh dari agama, walaupun agama menjadi nomor satu," pesannya.

Kegiatan Lokakarya itu mengangkat tema Revitalisasi Bahasa Daerah untuk Tunas Bahasa Ibu, yang dilaksanakan mulai 30 hingga 31 Agustus 2022.

Kiranya 40 Peserta dari kalangan guru bahasa daerah tingkat SD, Madrasah Ibtidayyah, SMP, dan Madrasah Tsannawiyah antusias menghadiri kegiatan itu.

Sementara, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Arifuddin Idris mendorong dalam menghidupkan dan menjaga kelestarian bahasa daerah. "Sehingga kita programkan, mengingat bahwa bahasa daerah kita tergusur oleh bahasa Indonesia, bahasa inggris, dan bahasa lainnya," kata dia.

"Sebagai institusi yang menangani perkembangan anak, peserta didik maka sudah tepatmya bahasa daerah itu dilakukan secara terprogram di jenjang pendidikan," lanjut dia.

Ia menerangkan, kegiatan itu bekerja sama dengan TP PKK Kota Parepare, karena pelestarian bahasa daerah Bugis merupakan bagian yang harus didukung oleh lingkungan keluarga, "Sehingga ada instensitas TP PKK pada kegiatan tersebut untuk menjaga kelestarian bahasa daerah bugis," paparnya. (*)

  • Bagikan