MAKASSAR, RAKYATSULSEL — Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar semakin diminati. Terbukti
dari jumlah pendaftar di Unismuh,
sebanyak 9.223 orang.
Namun yang dinyatakan lulus dan telah
melakukan registrasi serta berstambuk sebanyak 4.051 mahasiswa.
Hal itu diungkapkan langsung oleh Wakil Rektor II Unismuh, Prof Andi Sukri Syamsuri saat membacakan SK Rektor Tentang Penetapan Mahasiswa Baru Tahun Akademik 2022/2023.
“Jumlah mahasiswa Fakultas Agama Islam yakni 700 orang, Fakultas Ekonomi Bisnis 806 orang, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan 629 orang, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 619
orang, Fakultas Teknik 491 orang,
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 369 orang, Fakultas Pertanian 156 orang, dan Pascasarjana 241 orang,” ujar Prof Andis, sapaan akrab WR 2 Unismuh ini, saat membacakan SK Rektor, Kamis, 15 September 2022.
Dalam acara tersebut, Rektor Unismuh, Prof Ambo Asse memimpin proses pengukuhan mahasiswa baru (maba), dengan memimpin pembacaan ikrar, dan pemakaian jas almamater kepada
perwakilan mahasiswa dari semua fakultas di Unismuh.
Selain itu, nakhoda Unismuh juga memberikan penghargaan kepada 10
program studi (prodi). Penghargaan tersebut terdiri dari dua kategori, yakni prodi yang meraih akreditasi Unggul dan A pada tahun 2022, dan penghargaan kepada prodi yang tercepat memenuhi kuota pendaftaran Maba tahun 2022.
Pengukuhan Maba ini juga dirangkaikan dengan Kuliah Umum yang disampaikan Dekan Sekolah Pascasarjana Universitas Hasanuddin, Prof dr Budu M Med Ed SpM(K) PhD.
Ia menjelaskan, saat ini mahasiswa harus memahami halhal yang perlu dipersiapkan menghadapi tantangan di era VUCA.
Istilah itu merupakan singkatan dari Volatility (mudah berubah), Uncertainty (tidak menentu), Complexity (kompleksitas), Ambiguity (membingungkan).
Saat ini dunia Pendidikan sangat dipengaruhi perkembangan teknologi digital dan artificial intelligence. Banyak pekerjaan yang hilang, tetapi banyak
pula pekerjaan baru yang muncul.
“Jadilah seperti burung Rajawali.
Burung yang selalu terbang tinggi melintas batas sampai ke angkasa raya, dan tak terjangkau oleh siapa pun,” ungkapnya.
Rektor Unismuh, Prof Ambo Asse, mengatakan untuk keluar dari tantangan tersebut, sebaiknya jangan menjadikan pendidikan sebagai tekanan. Salah satunya dengan mendikan kampus sebagai taman yang indah.
"Di situ ada buah, buah ada di masing masing fakultas dan prodi. Di Unismuh misalnya ada 50 prodi, berarti ada 50
buah yang harus mahasiswa cari
dan nikmati. Kampus adalah taman surga yang menyenangkan,” ujarnya. (*)