MATENG, RAKYATSULSEL - Anggota Komisi lV Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI dapil Sulawesi Barat (Sulbar) Suhardi Duka menyatakan, kedepan negara tidak hanya merebutkan negeri tetapi yang diperebutkan adalah pangan. Sebab produksi pangan dunia, tidak seimbang dengan populasi sehingga terjadi kelaparan.
Hal tersebut diungkapkan Suhardi Duka, saat membuka kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek), P2L wujudkan Ketahanan Pangan Keluarga, di Kolam Khaymoto, Topoyo, Rabu (19/10/22).
"Kalau orang lapar kira-kira apa yang terjadi, pasti terjadi kriminal, lebih baik mati membunuh dari pada mati kelaparan, rawan daerah itu kalau tidak tersedia pangannya," ujar SDK.
SDK juga membeberkan, sekarang ini banyak yang bangga dengan daerahnya karen penghasil tambang, penghasil batu bara, namun dia tidak sadar, kedepan daerah tersebut akan menjadi menderita sebab lingkungannya mengalami kerusakan.
"Banggalah kita sekarang ini, karena Provinsi Sulawesi Barat surplus di sektor pangan. Bahkan kita (Sulbar) yang mensuplai pangan, Palu, Gorontalo bahkan sampai ke Manado," terang SDK.
Dengan demikian Indonesia, kata dia, melalui Menteri Pertanian, Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup dan Kementerian KKP sebagai mitra kerja Komisi lV DPR, berkomitmen untuk tetap menjaga ketahanan pangan negara dan stop infor pangan.
"Dan terbukti tahun 2019, 2020 dan 2021 kita tidak infor beras, ini komitmen kita (DPR). Capaian ini harus tetap kita jaga dengan baik, karena itu pemerintah bersama Komisi lV DPR RI betul-betul memberikan program yang pas dengan masyarakat,"ungkap SDK.
"Kita sudah kasik alat sintan, kita sudah kasi alat panen, kita kasi bibit, tapi kita lihat ibu ibunya dan akhirnya kita buatkan program P2L untuk kita aktifkan, kita maksimalkan pekarangannya untuk ditanami sayur sayuran dan lain lainnya," sambung SDK.
Ketua DPW Partai Demokrat Sulbar menambahkan, demi menjaga ketahanan pangan daerah dirinya memberikan bantuan sebesar Rp.50.000,000/kelompoknya. Dimana sebelumnya bantuan tersebut sebesar Rp.60.000,000/kelompok, namun kelompoknya diperluas sehingga bantuan yang dikucurkan Rp.50.000,000/kelompok.
"Di Mateng ini ada empat kelompok yang kita bantu, kalau sukses nanti kita kasi dua kali lipatkan," bebernya
Anggota DPR RI asal Sulbar itu menyatakan, untuk menjadi petani yang sukses maka kita harus smart, mengetahui cara bertani, sehingga dibuatkan Bimtek ini, sehingga petani dapat mempelajari serta memahami tata cara bertanam yang benar. (Sdr/Raksul)