Temui Konstituen, Rangga Serap Aspirasi Warga Tanakeke Takalar

  • Bagikan

TAKALAR, RAKYATSULSEL – Anggota DPRD Provinsi Sulsel, Fahruddin Rangga kembali menggelar reses masa disangka pertama Tahun 2022/2023.

Reses atau temu konstitun ini dilakukan Ranggangga di Pulau Tanakeke Desa Mattiro Baji Kecamatan Kepulauan Tanakeke Kabupaten Takalar, Sabtu (19/11).

"Kegiatan reses merupakan wadah menampung aspirasi masyarakat, dan ini berlangsung dari tanggal 16 – 23 November 2022 dan saya mengawalinya di Tanakeke," ungkap Rangga.

Dihadapan Masyarakat, Rangga menjelaskan reses merupakan wadah untuk menyerap aspirasi dan mendengar secara langsung masukan serta informasi masyarakat yang telah memberi amanah dan tanggungjawab kepada kami selaku wakil rakyat di DPRD Sulsel sehingga sangat penting untuk ikut hadir dalam pelaksanaannya.

"Karena informasi, pandangan dan harapan yang tersalurkan dari masyarakat dapat terwadahi melalui kegiatan reses ini, karena inilah tempat dan kesempatan untuk disampaikan," tutur Rangga.

Rangga juga menyikapi harapan masyarakat satu persatu bahwa semua informasi dan masukan yang disampaikan akan diperjuangkan dalam pembahasan APBD berikutnya.

"Semua masukan dan informasi yang berkembang di dalam dialog reses ini masih sangat di dominasi kebutuhan dan usulan masyarakat seperti sarana dan prasarana nelayan baik berupa alat tangkap maupun mesin kapal," jawab Rangga.

Sekedar diketahui, besok Minggu (20/11) gelar reses di Desa Rewataya yang merupakan titik kedua, Desa Tompotanah titik ketiga Senin (21/11), Desa Maccini Baji titik keempat Selasa (22/11) dan Desa Balangdatu secara keseluruhan berada di wilayah Kecamatan Kepulauan Tanakeke Kabupaten Takalar merupakan titik kelima (23/11) dan merupakan titik terakhir sekaligus penutup masa reses.

Salah satu tokoh masyarakat yang hadir dalam reses, Dg. Nai menyampaikan harapannya terkait kebutuhan masyarakat nelayan diantaranya permintaan alat tangkap jaring, ketersediaan mesin kapal, takin pengikat dan bibit rumput laut agar dapat diberikan karena merupakan kebutuhan masyarakat nelayan, dan kendala kesulitan listrik.

"Karena saat ini masih menggunakan mesin genset yang jam operasional nya sangat terbatas serta memerlukan bantuan masjid yang ada di pulau tanakeke," ucap Nai. (Yad/A)

  • Bagikan