LUWU TIMUR, RAKYATSULSEL - Masyarakat di Kabupaten Luwu Timur (Lutim) antusias untuk menjadi calon Panitia Pemungutan Suara (PPS) pada Pemilu 2024 nanti.
Diketahui, jumlah pendaftar yang mengikuti seleksi mencapai 810 orang, sedangkan yang dibutuhkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Lutim hanya 384 orang saja.
"Sebanyak 810 pendaftar tersebut saat ini mulai mengikuti seleksi tertulis Computer Asissted Tes (CAT) yang berlangsung di Laboratorium Komputer SMAN I Malili," ungkap Komisioner KPU Luwu Timur, Mulyana Mulkin, Senin (09/01/2023).
Ia menjelaskan, sesuai jadwal yang di tetapkan, ujian tersebut akan berlangsung selama tiga hari, yakni mulai 9 sampai 11 Januari 2023. "Agar tidak menumpuk kita bagi 4 sesi, setiap hari selama tiga hari," paparnya.
Mulyana melanjutkan, masing-masing peserta harus menjawab 75 soal dengan waktu yang diberikan 90 menit. Skor tertinggi yang harus dicapai setiap peserta sebanyak 150 .
"Sebenarnya ada tiga tes yang harus diikuti setiap peserta, yakni tes administrasi, tes tertulis dan tes wawancara," beber Mulyana.
Meski dalam tes ini peserta bisa berinteraksi satu sama lain, namun tetap saja tidak bisa saling mencontek karena soal yang diberikan kepada setiap peserta berbeda.
"Nanti jika mereka sudah selesai mengisi jawabannya, begitu mereka close dari Komputernya , maka hasilnya langsung keluar dan setiap peserta bisa mengetahui berapa nilai yang mereka peroleh," jelas Mulyana.
Ketua Bawaslu Lutim, Rachman Atja mengemukakan bahwa tes calon anggota PPS ini diawasi dari Bawaslu Lutim untuk memastikan proses sudah berjalan sesuai aturan.
"Hari pertama seleksi calon anggora PPS ini saya melihatnya sudah sesuai aturan, semua peserta mendapatkan fasilitas yang sama saat mengikuti tes," ujarnya.
Rachman menegaskan, pengawasan proses seleksi ini dilakukan sampai prises seleksi ini selesai . Jika membandingkan seleksi PPS tahun sebelumnya, tshun ini dinilai sangat tinggi peminatnya.
"Entah apa penyebabnya , tahun ini minat warga untuk terlibat menjadi penyelenggara Pemilu sangat tinggi . Semoga ini pertanda baik untuk demokrasi kita," tutup Rachman. (Son/B)