Tidak hanya itu, tenaga pengajar juga menjadi perhatian ITB Kalla. "Dosennya kami seimbangkan antara dosen akademisi dan dosen praktik yang memiliki pengalaman. Itu yang dipadukan," katanya.
Dalam proses belajar pula, ITB Kalla memiliki mata kuliah jangkar agar pembelajaran dan mata kuliah dapat tuntas. "Kita juga memiliki psikolog yang memonitor karir mahasiswa yang ada. Kita tidak sekedar berfokus pada akademik," terangnya.
"Selanjutnya kami mendorong mereka untuk kuliah dan merintis bisnis. Sambil kuliah, dosen dapat menjadi konsultan. Yang belum punya bisnis kita dorong studi kasus dengan didampingi profesor dari ITB. Studi kasus ini nanti kita adakan tidak sekadar tekstual tetapi kontekstual," tambah Syamril.
Hal lain yang disiapkan ITB Kalla selain ijazah, asesmen ala Kalla Group. Untuk KKN, ITB Kalla juga memiliki dua pola yakni KKN di desa dan di perusahaan yang berlangsung selama tiga bulan.
"Kami ingin memastikan keluaran ITB Kalla siap pakai dan bahkan sudah terpakai. Untuk mahasiswa saat ini, tersebar dari Jawa dan lebih banyak dari Makassar, Kalimantan juga ada. Di daerah juga banyak pengusaha, dia harus menyiapkan generasi keduanya, misalnya dari Sidrap, anak penjual beras yang ingin melanjutkan bisnis orang tuanya bisa berkuliah di ITB Kalla," ujar Syamri.
Selain memantapkan sistem pendidikan, ITB Kalla juga tak pernah berhenti berinovasi. Kalla Institut learning dan development adalah salah satu contoh nyata program inovasi yang baru saja di launching ITB Kalla.
"Istilahnya kami hirilisasi dari edukasi ke usaha, kita support timnya. Ini selaras dengan misi pak JK yakni menumbuhkan UMKM. Sebelumya ada juga inkubator bisnis yakni mengumpulkan ide bisnis dari siswa siswi SMA yang hadiah bagi pemenangnya tidak hanya uang tetapi juga barang untuk membuat bisnis. Ini lomba ide bisnis," kata dia.