Ketua Sidang Muswil, Profesor Gagaring Pagalung, menjelaskan bahwa untuk isu politik kebangsaan, Muhammadiyah Sulsel berpedoman kepada putusan PP Muhammadiyah bahwa persyarikatan tidak ada afiliasi dengan partai.
"Tetapi tetap terbuka untuk memberikan masukan bagi semua partai peserta pemilu," tuturnya.
Lanjut dia, organisasi Muhammadiyah tidak memiliki partai berarti dia tidak terkait langsung dengan politik tapi dalam konteks yang lebih tinggi. Muhammadiyah bisa memberikan masukan-masukan dan manfaat kepada seluruh partai yang ada di pemilu, tapi sekali lagi tidak boleh di stir dan apalagi dikelola oleh partai.
"Walaupun sekarang partai banyak, Muhammadiyah insyallah terus komitmen tidak masuk pada area politik praktis," ujar Gagaring.
Ketua BPH Unismuh Makassar ini menyebutkan, gagasan masa lalu Amin Rais, bahwa Muhammadiyah menerapkan politik tingkat tinggi, artinya tidak terbawa arus politik tetapi akan selalu mengambil peran penting dalam hal politik kebangsaan.
Ia pula menyebut bahwa dalam ranah kebangsaan pihaknya mendorong kader-kader untuk terus berkhidmat, bahkan sudah banyak kader kita di politik, tapi berwawasan pada partai politik silahkan kami tidak melarangnya.
"Muhammadiyah tidak melarang kader untuk berkiprah di politik, bahkan disupport, kita ada salah satu Majelis yang akan bertanggungjawab mengenai itu," tutupnya.
Selain menetapkan Ambo Asse, juga ditetapkan anggota Tanwir PWM Sulsel 2022-2027 di antaranya Ambo Asse, Abbas Baco Miro, Mawardi Pewangi, Abd Rakhim Nanda, Muhammad Syaiful Saleh, dan Budu.