"Kami perlu mendapat jawaban yang jelas. Oleh karna itu kami akan melakukan konsolidasi kembali dan akan kembali dengan jumlah yang lebih besar," sebutnya.
Senada dengan itu, massa aksi Taufik Rama Wijaya menjelaskan Pemda Kabupaten Mamasa belum menjadikan pendidikan sebagai salah satu prioritas dalam proses pembangunan, terbukti dengan minimnya program pemerintah untuk peningkatan fasilitas dan kualitas pendidikan yang ada di Kabupaten Mamasa.
Pemberian fasilitas pendidikan seperti pemerataan guru di seluruh wilayah Kabupaten Mamasa tidak pernah di jalankan dengan baik.
"Apa lagi tidak terbayarkannya tunjangan dan tamsil guru triwulan ke 4 tahun 2022 yang telah menyalahi Permendikbudristek No. 4 Tahun 2022 pasal 21 tentang sanksi juga menjadi bukti bahwa Pemda Mamasa tidak menginginkan sumber daya manusianya menjadi manusia yang cerdas," kata Rama.
Hingga kini hampir 80 persen gedung sekolah yang berada di pelosok Kabupaten Mamasa, utamanya di tingkat SD dan SMP yang menjadi taggung jawab Pemda Mamasa masih sangat memprihatinkan kondisinya. Dalam tingkat Pendidikan yang lebih tinggi Pemda Mamasa juga tidak benar benar memperhatikannya sebagai satu jalan untuk peningkatatn kualitas sumber daya manusia.
Hingga kini belum ada kejelasan soal bantuan penyelesaian study yang menjadi salah satu program Pemda Mamasa, justru program ini banyak di manfaatkan para elit di Kabupaten Mamasa untuk menyekolahkan keluarganya. Selain itu Rama mengatakan Pemda Mamasa juga telah gagal memberikan fasilitas kesehatan yang baik kepada rakyatnya.
"Saat ini rumah sakit yang di miliki Pemda Mamasa adalah RSUD Kondosapata yang hanya bisa menjadi rumah sakit singgah untuk mendapatkan surat rujukan, karena tidak tersedianya fasilitas dan tenaga kesehatan yang berkualitas," jelasnya.
"Gaji tenaga kontrak dan honorer di bidang kesehatan yang gajinya tidak terbayarkan sejak bulan Oktober 2022 sampai dengan bulan Maret 2023 kembali menegaskan Pemda Mamasa melarang rakyatnya untuk sakit atas berkat keseombongan dan ketidakmampuan Pemda Mamasa telah sampailah Kabupaten Mamasa ke masa yang mase-mase," tambahnya.
Pemerintah Mamasa tidak mampu mengelolah potensi yang ada di Mamasa seperti perkebunan dan pariwisata yang membuat Mamasa selalu mengalami defisit tiap tahun karena tidak mampu mendapatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) sementara pengeluaran PEMDA Mamasa dari tahun ke tahun terus bertambah.