MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Lailat Al-Qadar adalah satu malam penting yang terjadi pada bulan Ramadan, yang dalam Al-Qur'an digambarkan sebagai malam (mulia) yang lebih baik dari seribu bulan. Deskripsi tentang keistimewaan malam ini dapat dijumpai pada Surah Al-Qadar, surat ke-97 dalam Al Qur'an.
Malam lailatul qadar adalah malam yang penuh keistimewaan. Menurut Rasulullah SAW lailatul qadar terletak pada 10 malam terakhir Ramadan. Imam Al Ghazali dalam Kitab Ihya 'Ulumuddin mengatakan, lailatul qadar adalah malam yang diberkati.
Salah satu keutamaan malam Lailatul Qadar adalah malam dimana para malaikat turun ke bumi. Di dalam surat Al Qadr ayat keempat disebutkan bahwa pada malam tersebut malaikat Jibril dan para malaikat dengan izin Allah turun ke bumi untuk mengatur berbagai urusan.
Malam Lailatul Qadar juga disebutkan sebagai malam dilakukannya pencatatan takdir manusia dalam setahun.
Hal ini tercantum di dalam surat Ad Dukhan ayat keempat yang menyebutkan bahwa di malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah.
Segala urusan di dalam ayat tersebut merujuk pada semua hal yang terkait dengan kehidupan makhluk Allah di bumi termasuk rezeki, ajal, takdir baik, takdir buruk, dan hal-hal lain yang secara lebih detail. Penulisan takdir manusia sebelumnya telah didahuli oleh Allah di Lauhul Mahfudz.
Di malam Lailatul Qadar, takdir tersebut dijabarkan lagi secara terperinci. Maka, tidak heran jika malam Lailatul Qadar juga disebut sebagai malam dimana Allah menetapkan perjalanan hidup manusia selama satu tahun ke depan.
Takdir yang dicatat di malam ini nantinya akan diperlihatkan kepada malaikat sehingga para malaikat mengetahui tugas-tugas yang diberikan Allah kepada mereka di dalam setiap kehidupan makhluk di bumi.
Mengetahui keistimewaan malam Lailatul Qadar sangat penting bagi umat muslim agar mereka terpacu untuk mengisi malam Lailatul Qadar dengan memaksimalkan Ibadah baik sunnat terlebih wajib dan amalan-amalan lainnya.
Dikutip dari Lembaga Fatwa Mesir, Imam Al-Qurtubi dalam tafsirnya telah menunjukkan mengenai ciri-ciri Lailatul Qadar. Dalam tafsir itu, dijelaskan bahwa salah satu ciri Lailatul Qadar adalah Matahari ketika pagi hari akan terbit dengan warna putih. Sementara dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW telah menunjukkan beberapa tanda Lailatul Qadar:
Ciri-ciri Malam Lailatul Qadar secara umum sebagaimana yang tercantum dalam hadis riwayat Imam Ath-Thayalisi. Di mana Rasulullah SAW menyampaikan Lailatul Qadar adalah malam yang penuh kelembutan, udara cerah, siang harinya tidak terlalu panas, juga tidak begitu dingin, pada pagi harinya Matahari bersinar lemah, dan tampak kemerah-merahan.
Ada perbedaan pendapat di antara ulama mengenai tanda-tanda bagi orang yang mendapatkan Lailatul Qadar. Beberapa ulama berpendapat sejatinya mendapatkan Lailatul Qadar tidak harus menjumpai suatu hal ajaib.
Imam Ibn Jarir at Thabary dan Syekh Ibnul Araby, sebagaimana dikutip al-Hafidz Ibnu Hajar al-Asqalany berpendapat menggapai Lailatul Qadar tidak harus merasakan dan menjumpai fenomena ajaib. Orang yang Qiyam Ramadan (salat tarawih) dan tidak merasakan sentuhan malaikat misalnya, tetap memperoleh anugerah Lailatul Qadar walaupun tidak sesempurna yang merasakannya.