Heatwave tidak terjadi di Indonesia. Suhu panas April di wilayah Asia secara klimatologis dipengaruhi oleh gerak semu matahari. Namun, lonjakan panas di wilayah sub-kontinen Asia Selatan, kawasan Indochina, dan Asia Timur termasuk yang paling signifikan.
Para pakar iklim, kata Hanafi, menyimpulkan bahwa tren pemanasan global dan perubahan iklim yang terus terjadi hingga saat ini berkontribusi menjadikan gelombang panas makin berpeluang terjadi lebih sering.
Untuk udara panas Indonesia, dipengaruhi karakteristik fenomena dan indikator statistik pengamatan suhu. Memang, sempat mencapai 37,2° C melalui pengamatan stasiun BMKG di Ciputat pada 17 April 2023, namun kini di kisaran 34-36° C di beberapa lokasi.
Secara klimatologis, April-Mei-Juni adalah bulan suhu maksimum mencapai puncak. Untuk radiasi ultraviolet (UV), juga bisa dihindari dengan pelindung diri. Secara umum, pola harian indeks UV berada pada kategori rendah pada pagi dan sore; tinggi, sangat tinggi, dan esktrem pada siang (12:00-15:00).
Pola ini bergantung pada lokasi geografis dan elevasi suatu tempat, posisi matahari, jenis permukaan, dan tutupan awan.Tinggi rendahnya indeks UV tidak memberikan pengaruh langsung pada kondisi suhu udara di suatu wilayah.
Untuk lokasi dengan kondisi umum cuacanya diprakirakan cerah-berawan pada pagi-siang dapat berpotensi menyebabkan indeks UV pada kategori “Very high” dan “Extreme” di siang hari.
Masyarakat disarankan agar tidak perlu panik menyikapi informasi UV harian tersebut. "Menggunakan perangkat pelindung atau tabir surya apabila melakukan aktifitas di luar ruangan," tambah Hanafi.(edo-mia/zuk) (*)