Menurutnya, pertarungan politik mengalami dinamika yang luar biasa setelah PDIP mengumumkan Ganjar Pranowo sebagai calon presiden. "Ini hal sangat bagus untuk pencerahan demokrasi di Indonesia. Apalagi, beberapa waktu yang lalu Pak Airlangga dan Cak Imin sudah bertemu," katanya.
Nurdin Halid juga bilang, sudah ada kesepakatan terbangun antara Golkar, PKB dan Gerindra. Parpol sudah membuka peluang bergabung jadi parpol pendukung Prabowo Subianto.
"Sudah ada kesepakatan koalisi inti. Apa makna koalisi inti adalah koalisi utama sekalipun juga PKB tetap juga KIR. Oleh karena itu yang sedang kita lakukan sekarang bagaimana 3 partai ini bisa jadi satu koalisi. Mungkin koalisi kebangsaan, kalau PAN gabung juga di sini nanti, maka ini jadi koalisi besar," bebernya.
Selain itu, Nurdin Halid menyatakan Airlangga Hartarto kini intens melakukan lobi politik soal Pilpres 2024. Dia membeberkan, musyawarah nasional Golkar dan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Golkar yang mendorong Airlangga maju calon presiden. Airlangga bergerak dinamis melakukan lobi politik dan negosiasi politik melaksanakan amanah Munas.
"Tapi saya yakin Pak Airlangga juga akan realistis melihat dinamika yang ada saat ini, oleh karena kira-kira menurut saya simulasinya bisa saja Airlangga Cak Imin, Prabowo-Airlangga, atau Prabowo Cak Imin, tapi kalau lihat survei paling seksi adalah Pak Airlangga," pungkasnya.
Direktur Eksekutif lembaga Paramater Publik Indonesia (PPI), Ras Md memberikan pandangan terkait dua figur itu. Ia menyampaikan bahwa mereka memiliki peluang menang sangat terbuka. "Peluang menang Prabowo lebih terbuka jika berduet dengan Airlangga Hartarto," ucapnya.
Menurut dia, dinamika penentuan cawapres cukup dinamis bahkan hingga saat ini belum ada satu pun tiga poros capres mendeklarasikan cawapresnya. Baik poros Anies, Ganjar hingga Prabowo.
"Contoh saja poros Prabowo, sebagai figur capres dikoalisi KIR, hingga saat ini Prabowo belum juga menentukan pasangan duetnya. Walaupun ada Muhaimin Iskandar atau cak imin dibarisan koalisi KIR, tapi hingga saat ini signal keduanya berduet belum jelas," paparnya.
Ras menuturkan, sikap politik Prabowo drastis berubah disaat partai Golkar mulai bermanuver membangun koalisi bersama KIR. Terlihat Prabowo sangat membuka diri.
"Tentu sikap politik prabowo tidak terlepas dari energi positif yang bisa didatangkan partai Golkar bersama Airlangga Hartarto," tuturnya.