MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengafirmasi pernyataan Ketua DPP Puan Maharani yang membenarkan nama Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno masuk bursa bakal calon wakil presiden 2024.
Selain Sandiaga, Puan turut mengamini nama Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar sebagai salah satu sosok dari 10 nama bakal cawapres yang dipertimbangkan mendampingi Ganjar Pranowo.
Hasto menyatakan nama-nama yang disebut Puan sudah benar. Dia menyatakan bahwa Puan memang mendapatkan mandat dari partainya untuk terus melakukan komunikasi politik.
“Ya. Mbak Puan kan memang juga punya tugas untuk melakukan komunikasi politik,” kata Hasto, Senin lalu.
Kendati PDIP bisa mengusung pasangan sendiri pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, namun Hasto menyatakan sosok cawapres bakal digodok bersama partai koalisi. Saat ini, PDIP telah bekerja sama dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
“Kemudian nanti akan ada beberapa partai yang akan bergabung,” kata dia.
Sebelumnya, Puan Maharani membenarkan nama Sandiaga Uno dan Nasaruddin Umar yang dipertimbangkan partainya untuk menjadi pendamping Ganjar Pranowo pada Pilpres 2024. Selain keduanya, dia menyatakan ada beberapa nama lainnya yang juga dipertimbangkan.
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menyebut sudah mengantongi 10 nama cawapres bagi Ganjar Pranowo. Nantinya, nama tersebut bakal dikerucutkan melalui kontemplasi, seperti yang dilakukannya saat hendak mengusung Ganjar sebagai bakal capres. Oleh sebab itu, Megawati meminta masyarakat untuk bersabar menanti sosok pendamping Ganjar. Tak hanya cawapres yang berjajar, Megawati mengaku gerbong partainya juga sudah banyak yang antri.
Nama Sandiaga Uno dan Nasaruddin Umar dikabarkan akan disodorkan oleh PPP ke PDIP untuk mendampingi Ganjar. Sandiaga yang pada akhir April lalu menyatakan keluar dari Partai Gerindra digadang-gadang akan bergabung dengan partai berlambang Ka'bah tersebut. Namun hingga saat ini dia belum memastikan kapan akan bergabung dengan partai pimpinan Muhammad Mardiono tersebut.
Nasaruddin Umar merupakan imam besar Masjid Istiqlal Jakarta. Pria asal kelahiran Kabupaten Bone sudah pernah bertemu dengan capres PDIP yang juga Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di acara halalbihalal tokoh agama di Manado, 18 Mei 2023. Nasaruddin Umar masih mempertimbangkan, ia mengaku sekadar mengikuti halal bihalal dengan Ganjar saat di Manado.
"Kita kemarin halal bI halal,” kata pria kelahiran Bone Sulawesi Selatan ini, kepada wartawan usai menghadiri pengukuhan BPP UIN Alauddin Makassar dan Halal bi Halal, di Hotel Myko Makassar, pekan lalu.
Disinggung terkait namanya masuk bursa cawapres, mantan Wakil Menteri Agama era SBY ini mengaku ingin salat istikharah terlebih dahulu. "Nantilah. Kita istikharah dulu," imbuh alumni UIN Alauddin Makassar (dulu IAIN Alauddin).
Ketua Umum IKA UIN Alauddin, Idrus Marham mengatakan melihat sosok Nasaruddin memiliki kompetensi, gagasan, pikiran, kemampuan, dan jaringan yang luas. Mantan Sekjen DPP Golkar itu melanjutkan ketokohan dan kiprah Nasaruddin Umar di negeri ini tidak diragukan lagi.
"Kita lihat Nasaruddin hadir dengan kegiatan sosial, tampil dalam forum keumatan dan muncul pada diskusi-diskusi nasional atau internasional, maka tidak ada yang perlu diragukan bagi beliau kalau maju cawapres)," imbuh dia.
Meski begitu, Idrus menyampaikan bahwa keputusan dalam mengajukan capres dan cawapres berada di tangan pimpinan partai politik.
"Tetapi tentu, pimpinan partai harus ada jaminan, produktivitas, itu bisa muncul kalau ada kecerdasan, kemampuan, dan kompetensi," ujar dia.
Beberapa figur putra daerah di Sulawesi Selatan dianggap layak dan pantas mengisi posisi bakal calon presiden (Cawapres) atau RI 2 pada perhelatan Pilpres 2024 mendatang. Ini sekaligus menjadi representasi keterwakilan Kawasan Indonesia Timur (KTI).
Indikatornya, Sulawesi Selatan merupakan provinsi terbesar di wilayah bagian Timur Indonesia dengan jumlah penduduk terbesar. Apalagi sejumlah figur di Sulawesi Selatan cukup sukses di kancah perpolitikan nasional dan berpengaruh. Sehingga pemilihan cawapres dari KTI ini dianggap penting lantaran tiga figur bakal calon presiden yang menguat rerata berasal dari Pulau Jawa, seperti Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto.
Adapun figur dari Sulawesi Selatan yang namanya menguat, di antaranya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dan Mantan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman.
Pengamat politik, Muhammad Firdaus menilai, jika berkaca pola PDI Perjuangan di Pilpres 2019, bisa saja kembali diterapkan di Pilpres 2024, dengan menyandingkan pasangan nasional-religius. Apalagi Nasaruddin Umar merupakan salah satu elite dari ormas Islam terbesar di Indonesia, Nahdlatul Ulama (NU).
"Kalau melihat polanya PDIP yang pasangkan Jokowi dengan Ma'ruf Amin saling melengkapi itu sangat ampuh, berpengaruh sekali. Sekarang Ganjar, polanya dengan Jokowi hampir sama, maka PDIP butuh figur seperti Nasaruddin Umar. Nasaruddin Umar bisa mengikuti jejak Kiai Ma'ruf Amin melengkapi capres PDIP dan representasi Pak JK," kata Firdaus. (Suryadi/B)