MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Proyek Makassar Goverment Center (MGC) ditargetkan akan rampung pada bulan Desember 2023 mendatang. Saat ini telah memasuki tahap pembangunan, yang berlokasi di kawasan Taman Macan, Jalan Sultan Hasanuddin, Kota Makassar.
Diketahui, MGC merupakan Mal Pelayanan Publik yang akan melayani masyarakat dalam mengurus perizinan hingga kepengurusan data penduduk. Proyek ini dianggarkan sebesar Rp200 milyar.
Kepala Bidang Pembangunan Umum, Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Makassar, Hajar Aswad mengatakan di bulan Agustus ini proyek pembangunan MGC rencananya akan memasuki tahap pemasangan tiang pancang.
Hajar Aswad menjelaskan proyek MGC ini dibangun dengan pendekatan desain and build atau rancang bangun. Di mana, tahap perencanaan dan pelaksanaan dilakukan secara bersamaan.
"Di Agustus ini kita mulai pemasangan tiang pancang dan lima bulan ditarget selesai. Karena total enam bulan, satu bulan itu dipakai finalisasi desain yaitu bulan Juli," ujar Hajar Aswad, Senin (7/8).
Hajar Aswad melanjutkan, dalam dua bulan pertama, struktur utama bangunan yang terdiri dari delapan lantai itu dan atap (rooftop) diharapkan dapat rampung. Progresnya akan diukur dengan menargetkan penyelesaian satu lantai setiap minggunya.
"Jadi bisa dibayangkan itu dalam dua bulan, struktur sudah jadi yaitu 8 lantai. Jadi tiap Minggunya harus selesai satu lantai," terang Hajar Aswad.
Ia menyebut pembangunan gedung MGC memiliki konsep ramah lingkungan. Di mana, jika ini rampung, maka akan menjadi gedung pemerintahan pertama yang berkonsep green rooftop.
"Nanti kesannya seperti mall, ada galeri-galeri pelayanan didalamnya, ada semua. Keren nanti," ujar Hajar Aswad.
Terpisah, Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto mengatakan kawasan MGC akan tetap dirancang dengan konsep atap hijau (green rooftop), sehingga kawasan tersebut tetap lestari.
Danny, sapaan akrabnya, menyebut konsep atap hijau ini telah dipamerkannya dalam rancangan pembangunan. Rencananya, akan dibangun empat lantai gedung dengan hutan di atasnya.
"Kami juga akan mengganti di atas atap. Atap gedung akan diubah menjadi hutan yang dapat dinikmati oleh masyarakat," ungkap Danny.
Selain itu, area di atas atap akan disediakan sebagai lokasi untuk senam dan olahraga, menawarkan alternatif tempat rekreasi bagi warga.
"Dengan luas tanah yang terbatas di bawah, tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan 30 persen RTH," tutup Danny. (Shasa/B)