MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Sukses di tanah rantau berhasil dibuktikan oleh DR H. Masrur Makmur La Tanro, pengusaha berdarah Bugis Makassar yang saat ini bermukim di Provinsi Bali.
Meski sebagai pendatang, Masrur sukses membangun kerajaan bisnisnya yang bergerak di bidang money changer. Saat ini telah berhasil mengembangkan 40 cabang.
Masrur menceritakan, petualangan bisnisnya dimulai ketika ia didapuk untuk mengembangkan cabang H La Tunrung di Bali. Berkat ketertarikannya terhadap bisnis ini, bersama pemodal yang merupakan sahabat karibnya ia kemudian mulai berselancar di dunia bisnis.
Menurut Masrur yang terpenting dalam membangun bisnis di tanah rantau adalah mempertahankan nilai-nilai dan budaya Bugis Makassar yang sedari dulu tertanam.
"Arus globalisasi saat ini membawa banyak budaya baru yang mengikis nilai-nilai budaya masyarakat. Itu sebabnya, kita harus mempertahankan nilai-nilai yang dijunjung sejak dulu seperti sipakatau, sipakainge, sipakalebbi dan sipakasiri. Nilai inilah yang harus dijunjung tinggi di manapun kita berada," kata Masrur dalam podcast bersama Harian Rakyat Sulsel, Kamis (12/10/2023).
Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Provinsi Bali ini menceritakan, berada di daerah dengan mayoritas agama serta budaya yang berbeda tidak berarti menjadi seseorang yang berbeda. Akan tetapi bagaimana bersama-sama memandang secara positif sebuah perbedaan.
"Agama sendiri mengatakan bagaimana kita membentuk dan menerima sebuah budaya yang berbeda tanpa menghilangkan nilai dan budaya yang kita miliki. Nilai dan karakter berasal dari gagasan menjadi kebiasaan-kebiasaan dan menjadi karakter yang tidak bisa hilang," imbuh pengurus Syuriah Pimpinan Wilayah Nahdlatul Ulama Provinsi Bali tersebut.
Sedang untuk memadupadankan nilai Bugis-Makassar dan Bali, kata dia, adalah hal yang lumrah sebab agama apapun di dunia ini pasti memiliki aspek dan unsur ilmu dan upacara adat istiadat secara umum.
"Saudara kita di Bali, misalnya, tinggi seremonialnya, saudara kita di Budha tinggi mistisnya, saudara kita Kristen tinggi dari segi ilmu pengetahuan Islam tinggi ilmu sosialnya. Di sini nilai-nilai Bugis-Makassar mengisi pola pikir itu. Kita yakni di manapun kita berada tetap bersatu bersatu dalam perbedaan," jelas Ketua Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) Provinsi Bali itu .
Lelaki kelahiran Parepare 9 Desember 1963 itu mengatakan ada berbagai tantangan mengelola bisnis sehingga dibutuhkan penelitian untuk mengetahui kunci yang harus dimiliki seorang pebisnis.
"Saya melihat ada beberapa perusahaan yang bertahan ratusan tahun seperti Mitsubishi dan Unilever. Ada beberapa hal yang mereka jaga seperti kepercayaan dan disiplin yang lahir dari kebiasaan, membangun sosial atau kepedulian dan terakhir adalah membangun manajemen," kata Ketua Umum Saudagar Muslim Provinsi Bali tersebut.
Masrur juga membagikan empat kiat sukses bagi milenial bila ingin menjajaki dunia bisnis. Keempat hal tersebut yakni membangun komunikasi, menciptakan komunitas, memperluas koneksi, dan membangun kreativitas.
"Harus memiliki kemampuan di atas rata-rata dan pantang menyerah. Anak-anak muda sekarang tidak bisa berhenti karena kegagalan. Berani bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian, sebab tantangan usaha ke depan di era krisis global salah satu yakni bagaimana agar setiap usaha tetap eksis," jelas Direktur Utama PT Bali Maspintjinra Authorized Money Changer tersebut.
Kesuksesannya di dunia usaha tak lantas membuat Masrura berdiam diri. Menurut dia, diperlukan aktualisasi diri yang kemudian mendorong untuk menjajaki kancah perpolitikan Indonesia yang saat ini sedang berlangsung.
"Berdasarkan tingkat kebutuhan manusia, ada namanya primer sekunder.
Jika kedua ini terpenuhi, maka timbul rasa aman yang menyebabkan rasa kasih sayang kepada orang lain. Terakhir adalah aktualisasi diri. Manusia selalu ingin menyatakan pada dunia bahwa aku berpikir maka aku ada," kata Ketua Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran Provinsi Bali ini.
Masrur memilih menjadi calon anggota legislatif untuk Dewan Perwakilan Rakyat RI, dari Partai NasDem melalui daerah pemilihan Provinsi Bali. Pemilik nomor urut enam ini mengatakan, Partai NasDem yang menggaungkan tagline Restorasi Indonesia, sejalan dengan visi dan misi politiknya.
"Perubahan yang diusung Partai NasDem sangat luar biasa. Harus berani berubah dari yang baik menjadi lebih baik," ucap Masrur.
Lebih jauh dia mengatakan, visi dan misi yang akan diembannya sejalan dengan kondisi globalisasi ekonomi berubah drastis. Dia mengatakan, siapa pun harus siap mengikuti perubahan dengan membuat produk secara lokal yang mengedepankan digitalisasi dan memperkenalkannya ke seluruh dunia serta membangun kapasitas building, dan kapasitas individu.
Dia mengatakan, globalisasi ekonomi dan politik berubah drastis dan dramatis. Itu sebabnya pentingnya persiapan matang sehingga rakyat tidak menjadi penonton. Menurut Masrur, agar perekonomian tumbuh, berkemban, dan adil maka pemerintah harus menciptakan lapangan kerja, mengurangi kesenjangan, dan menciptakan lapangan kerja.
"Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar di dunia, tapi pekerjanya kebanyakan tenaga kerja asing. Program kami ke depannya adalah cukup 5 persen dari total tenaga kerja asing yang profesional yang boleh bekerja di Indonesia," ujar penasihat Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia Provinsi Bali itu.
Selain itu, kata dia, pengembangan sumber daya manusia yang kental dengan nilai-nilai budaya, khususnya Bali. Masrur mengatakan, Bali bisa eksis karena mempertahankan budaya dan adat istiadat.
"Masyarakat Bali bisa berkembang karena menghargai kebudayaan," kata dia.
Masrur optimistis bisa meraih dukungan penuh dari warga Bali, meski statusnya sebagai pendatang. Alasannya, selama ini dirinya banyak bergerak di bidang sosial dan berbaur bersama masyarakat.
"Dengan modal itu, kami cukup dikenal masyarakat. Saya terlibat banyak organisasi internal muslim seperti MUI, Saudagar Muslim baik internal muslim maupun eksternal dari segi kelembagaan yang resmi seperti MUI, Saudagar Muslim dan masih banyak lagi yang memungkinkan banyak relasi sehingga tidak begitu sulit untuk memperkenalkan diri. Apalagi sebelumnya pernah mencoba maju sebagai calon DPD dan tahun depan maju sebagai calon DPR RI," imbuh dia.
Menurut dia, ke depan, pentingnya anggota DPR RI tidak hanya mewakili aspirasi partai pendukung mereka, namun memperhatikan pula nurani rakyat yang memilih sehingga anggota dewan lebih terlihat sebagai negarawan dibanding seorang politisi.
"Bahkan komunikasi harus intens terjaga walaupun ada perbedaan politik. Karena ideologi negara dan kebangsaan di atas segalanya. Demokrasi pada intinya adalah rakyat Indonesia menjadi tuan di negeri sendiri sehingga Indonesia menjadi kuat dan terpandang," imbuh Masrur. (*)