Penulis: Darussalam Syamsuddin
MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Tuhan Mahakasih dan Mahasayang kepada seluruh makhluk-Nya, tanpa pilih kasih dan sayang kepada siapa saja karena Dia adalah Sang Khalik (Pencipta) dan semua yang diciptakan adalah makhluk (diciptakan). Pluralitas makhluk adalah bukti Keesaan sang Khalik, karena keragaman budaya, etnis, bahasa, agama, dan lainnya adalah sunnatullah. Mahakasih dan Mahasayang Tuhan kepada seluruh ciptaan-Nya tercermin pada tidak digunakan kata “membenci” melainkan kata “tidak mencintai”, berikut ini beberapa di antaranya yang tidak dicintai Tuhan.
Pertama, berlebih-lebihan. Tuhan tidak mencintai mereka yang berlebih-lebihan dalam segala hal. Ketika membaca pesan Al-Qur'an “Wahai keturunan Adam, pakailah pakaianmu yang bagus setiap kamu memasuki masjid, makan dan minumlah tapi jangan berlebih-lebihan, Allah tidak mencintai mereka yang berlebih-lebihan” (QS. Al-A’raf/7 :31).
Berlebih-lebihan sama dengan boros dan rakus, dalam segala hal tidak dicintai Tuhan. Berkaitan dengan pesan Tuhan tentang makan dan minum, bukan hanya ke dua hal itu yang diperintahkan agama, melainkan masih banyak perintah Tuhan yang harus diperhatikan. Misalnya, berbuat kebaikan, menegakkan keadilan, jujur, menolong yang membutuhkan, cinta ilmu pengetahuan, senang pada kemajuan, kerja keras, dan sebagainya.
Kedua, sombong dan angkuh. Al-Qur'an menuturkan, “janganlah kamu memalingkan wajah dari manusia karena sombong dan janganlah kamu berjalan di bumi dengan angkuh. Sungguh, Allah tidak mencintai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri”. (QS. Luqman/31: 18).
Sikap sombong dan angkuh dapat disebabkan oleh beberapa hal: merasa lebih berilmu dari orang lain, merasa lebih kaya dari yang lain, merasa lebih mulia dari orang lain, dan merasa lebih berpengaruh dari orang lain. Ke empat hal ini dapat memicu timbulnya sikap sombong pada diri seseorang, dan meremehkan orang lain karena kelebihan itu. Konsekuensi dari sikap sombong dan angkuh ini menyebabkan pelakunya tidak akan pernah mencium bau surga apalagi masuk menjadi penghuni surga.
Ketiga, melampaui batas. Ketika Al-Qur'an memberikan informasi “perangilah di jalan Allah, orang-orang yang memerangi kamu, tapi jangan melampaui batas sesungguhnya Allah tidak mencintai orang-orang yang melampaui batas” (QS. Al-Baqarah/2: 190).
Batas yang dimaksud dalam pesan Al-Qur'an ini adalah berkaitan dengan etika di saat perang: tidak boleh mengejar musuh yang sudah lari, tidak boleh membunuh anak-anak, orang tua, perempuan, petugas kesehatan, rumah sakit, tempat ibadah, tidak boleh menebang pohon. Jika hal tersebut dilakukan berarti sebuah kebiadaban dan melanggar nilai-nilai kemanusiaan yang harus ditegakkan dapat dikategorikan sebagai pelanggaran berat terhadap Hak Asasi Manusia yang semestinya dilindungi.
Keempat, berbuat zalim. Pesan Al-Qur'an bahwa “Allah tidak mencintai orang-orang zalim” (QS. Ali Imran/3 : 140). Berbuat zalim adalah lawan dari keadilan. Jadi segala sesuatu yang bertentangan dengan keadilan merupakan suatu kezaliman. Seorang suami berbuat zalim kepada istrinya. Bila suami menelantarkan istrinya di saat telah memenuhi kewajiban sebagai seorang istri kepada suaminya.
Demikian pula seorang istri disebut berbuat zalim kepada suaminya, ketika suaminya telah berusaha memenuhi kewajiban sebagai seorang suami terhadap istri dan keluarganya. Misalnya dengan bersusah payah mencari nafkah, boleh jadi bukan hanya dengan cucuran keringat bahkan juga cucuran air mata karena keras dan beratnya kehidupan.
Lembar demi lembar uang hasil jerih payah dikumpulkan demi memenuhi kebutuhan istri dan keluarganya, namun ketika uang tersebut disodorkan kepada istrinya, justru sang istri menepis uang tersebut terlalu sedikit untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sambil berteriak histeris minta cerai kepada suaminya. Di saat seperti itu, sang istri berbuat zalim kepada suaminya. (*)