Adi menceritakan besarnya peranan BRI dalam mendorong Klaster Usaha Kopi Akar Wangi semakin berkembang hingga saat ini. Semua berawal saat Desa Sukalaksana mengikuti program Desa BRILian, bisa masuk nominasi hingga menjadi juara yang membuatnya kemudian menjadi desa binaan BRI. Dari situ, peluang pemberdayaan masyarakat pun semakin terbuka lebar.
“Kalau bentuk dukungan dari BRI berupa sarana dan prasarana dalam menjalankan Klaster Usaha Kopi Akar Wangi ini. Kita mendapatkan bantuan greenhouse hingga alat-alat dari hulu sampai hilir. Dari mulai hulu itu misalnya alat-alat dari proses panen, alat pengolahan, hingga pengemasan di hilirnya, semuanya adalah bantuan dari BRI,” ungkap Adi.
Selain sarana dan prasarana, mereka juga mendapatkan pelatihan serta pendampingan terkait dengan pengelolaan hingga pemasaran agar bisa menjadi klaster usaha yang mandiri.
“Kami juga sudah memiliki outlet coffee shop modern di Rest Area Parabon. Kalau dulu kita cuma bisa menjual, sekarang kita sudah punya hilirnya, sudah punya alat-alatnya, jadi kita buat coffee shop juga,” terangnya.
Selain itu, jika ada kegiatan yang digelar oleh BRI, Klaster Kopi Akar Wangi juga selalu diundang dan ditampilkan sebagai produk binaan BRI. Hal ini juga menjadi upaya memperkenalkan klaster usaha tersebut ke masyarakat yang lebih luas.
Pada kesempatan terpisah, Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengungkapkan bahwa program Klaster Usaha ‘Klasterku Hidupku’ menjadi wadah bagi pelaku UMKM untuk mengembangkan bisnisnya. Lewat berbagai kegiatan pendampingan tersebut, pelaku UMKM bisa mendapatkan kesempatan mengembangkan produknya.
“Kami berkomitmen untuk terus mendampingi dan membantu pelaku UMKM, tidak hanya berupa modal usaha saja tapi juga melalui pelatihan-pelatihan usaha dan program pemberdayaan lainnya sehingga UMKM dapat terus tumbuh dan semakin tangguh,” pungkasnya. (Armansyah)