Sedangkan, Elli Oschar Ketua Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Sulsel mengakui jika langkah maju DPD RI merupakan salah satu langkah untuk bisa menatap masa depan pada pemilu 2024 mendatang.
"Sebagai calon senator dari kalangan milenial saya optimis mampu memenangkan hati masyarakat Sulsel khususnya kaum milenial. Karena kaum milenial-lah yang paling mengerti kondisi kaum milenial hari ini," ungkap Elli.
Dia juga berjanji akan membawa aspirasi masyarakat Sulsel khusus kaum milenial. Ia mengungkapkan target suara yang akan diperoleh pada pemilu mendatang yakni 500 ribu suara.
"Target tersebut tidak hanya sebatas ucapan saja, saya memiliki basis pada setiap daerah di Sulsel. Saya kira hampir semua kabupaten kota kami punya basis di Sulsel ini, yang memberikan dukungan saja kemarin itu di 24 kabupaten kota di Sulsel," terangnya.
Tidak hanya itu, sebagai Kader Muhammadiyah Sulsel tentu memiliki basis pendukung besar dari warga Muhammadiyah Sulsel sendiri. Kekaderan Elli di Muhammadiyah tidak diragukan lagi, ia merupakan kader berpengaruh dan sering memimpin organisasi otonom Muhammadiyah tingkat provinsi seperti Ketua PW IPM Sulsel dan Ketua Pemuda Muhammadiyah Sulsel.
"Basis di tingkat organisasi, saya optimis bisa kolaborasi dan saling membantu pada pemilu nantinya," tukasnya.
Sebagai pengamat politik melihat peluang. Pengamat politik Unismuh Makassar, Andi Luhur Prianto mengatakan, meskipun selalu dikeluhkan keterbatasan mandat konstitusional DPD, tetapi tetap saja banyak tokoh yang berebut mandat konstituen.
"Persaingan kompetitif. Pengalaman Pemilu 2019, Tidak ada lagi senator yang meraih suara dominan. Untuk terpilih menjadi 4 besar, Perolehan suara mesti terdistribusi secara proporsional di 2024 nantinya," jelasnya.
Lanjut Wakil Dekan I Fisipol Unismuh itu. Artinya Calon senator harus bisa meraih dukungan besar secara merata, tidak cukup hanya mengandalkan satu basis geopolitik saja.
Hal lain yang sering lalai diperhatikan adalah pemilihan senator DPD ini sebenarnya jauh lebih kuat tarikan politik identitasnya.
"Basis tradisional-primordial berbasis suku, agama dan aspek kewilayahan banyak menjadi sumber inspirasi dalam dukungan," ungkapnya. (Suryadi/B)