Lolly Suhenty menyebutkan jika partisipasi Pemilih Pemula itu mengalami peningkatan pada tahun 2014 dan mengalami penurunan Pemilu 2019, sehingga dia berupaya bagaimana mereka generasi Z bisa berbondong-bondong ke TPS pada 14 Februari 2024 nanti.
“Yang menjadi tantangan bagaimana mereka (pemilih Pemula) memiliki minat untuk mencermati proses demokrasi ini, apalagi mereka semua paling dekat dengan informasi (media sosial),” tuturnya.
Lolly menyebutkan angka 52 persen itu cukup besar, sehingga pemilih pemula atau generasi Z harus menjadi aktor dalam pemilu. Karena kata dia Pemilu ini bukan miliki kandidat calon Legislatif (Caleg) maupun calon Presiden hingga KPU dan Bawaslu sebagai penyelenggara.
“Pemilih Pemula harus memahami juga apakah mereka terdaftar di DPT (Daftar Pemilih Tetap) atau tidak, apalagi sudah bisa di cek sendiri melalui web KPU. Kalau mereka belum terdaftar jadi dia harus terdaftar pada Pemilih khusus. Kalau tidak bisa pulang kampung dia bisa mengurus surat pindah memilih,” jelasnya. (Fahrullah/B)
