"Serta tidak menyelesaikan masalah ketimpangan distribusi dokter dan tenaga kesehatan, yang lebih berpusat di kota-kota besar," jelas Wakil Dekan II Fisip Unismuh itu.
Sedangkan, khusus paparan Anies dan Ganjar, kata dia, keduanya tampil dengan saling melengkapi. Kelihatan Ganjar tampil dengan model evidence-based terutama di bidang pemajuan budaya.
Menghendaki negara memfasilitasi sumberdaya seni dan budaya tanpa represi. Sementara Prabowo seperti ingin pendekatan state-led atau negara yang memimpin aktivitas kebudayaan. Pengembangan kesadaran budaya berbasis negara.
Di bidang pendidikan, Anies dan Ganjar tampil dengan fokus pada pendekatan pendidik. Menekankan perlindungan status, kepastian karier, serta kesejahteraan guru, dosen, dan tenaga kependidikan.
"Pada isu populis seperti bantuan sosial, Anies dan Ganjar ingin membenahi soal pendataan untuk mencegah sasaran penerima bantuan yang salah. Mereka juga sepakat ingin menghindari politisasi bantuan yang dapat menyerap besar keuangan negara," tuturnya.
Dia menuturkan, debat ini berlangsung dalam konstelasi politik yang terbelah. Di luar semua usaha kampanye langsung, performa debat dianggap bisa mempengaruhi hasil akhir. Apalagi angka undecided voters juga masih menentukan arah putaran. (Yadi/B)