RAKYATSULSEL - Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti memastikan tidak ada impor kurma dari Israel yang masuk ke Indonesia. Paling banyak, kurma di tanah air berasal dari Tunisia, Mesir, Iran, dan Arab Saudi.
Hal ini disampaikan Amalia guna merespons gerakan boikot masyarakat terhadap produk-produk Israel, salah satunya kurma yang diproduksi dari Israel atau yang berafiliasi dengan negara tersebut karena hukumnya haram.
"Saya tadi sudah sampaikan bahwa impor kurma terbesar dari Tunisia, Mesir, Iran dan Arab Saudi. Tidak ada impor kurma yang berasal dari Israel, tidak ada," ujar Amalia Adininggar Widyasanti dalam rilis BPS, Jumat (15/3).
"Tidak ada impor kurma dari Israel karena dari data BPS bahwa impor kurma terbesar kita dari empat negara itu," imbuhnya.
Secara volume, Amalia membeberkan, impor kurma pada Februari 2024 tercatat sebanyak 11,24 ribu ton atau meningkat 3,81 ribu ton atau 51,28 persen jika dibandingkan dengan Januari 2024.
Dilihat dari asal negaranya, impor kurma sepanjang Januari-Februari 2024 paling banyak berasal dari Tunisia, Mesir, Iran, dan Arab Saudi. Impor kurma dari Tunisia tercatat sebesar 29,66 persen dengan nilai mencapai USD 9,15 miliar.
Lalu, impor kurma dari Mesir sebesar 28,35 persen atau mencapai USD 8,74 miliar. Disusul Iran sebesar 9,30 persen dengan nilai mencapai USD 2,87 miliar.