Dinas Lingkungan Hidup Bantaeng Harus Berbenah

  • Bagikan
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Bantaeng, Nasir Awing.

BANTAENG, RAKYATSULSEL - Dinas Lingkungan Hidup Bantaeng harus berbenah. Piala Adipura gagal dipertahankan. Akibatnya Pemkab Bantaeng hanya menerima Anugerah Sertifikat Adipura dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI.

Penilaian Adipura 2023 yang dilaksanakan Februari 2024 oleh Tim KLHK berbuah sebuah kekecewaan. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Bantaeng, Nasir Awing mengungkapkan kegagalan itu lantaran TPA Batu Terang Bonto Salluang yang seharusnya Sanitary Landfill.

Sanitary Landfill sendiri merupakan sistem pengelolaan atau pemusnahan sampah dengan cara membuang dan menumpuk sampah di lokasi cekung, memadatkannya, dan kemudian menimbunnya dengan tanah.

Namun saat tim penilai dari KLHK datang terdapat tumpukan sampah yang tidak dibenarkan dalam sistem Sanitary Landfill.

Nasir Awing saat itu mengungkapkan, TPA yang ada saat ini masih sangat sempit. Sehingga saat tim penilai datang, tumpukan sampah masih terlihat tinggi.

Saat dikonfirmasi kembali, Kepala DLH Bantaeng, Nasir Awing mengatakan saat ini tengah menyiapkan beberapa langkah untuk kembali meraih Piala Adipura di tahun 2024.

“Beberapa langkah kami sudah persiapkan, yang pertama tentu sebagai indikator awal pemerintah daerah diwajibkan secara berkala melaporkan kebijakan strategi daerah (strada) bagaimana upaya pemda dalam pengolaan dan pengurangan sampah,” kata dia, saat ditemui di ruang kerjanya, Ju’mat (3/5).

Kemudian, DLH akan melakukan sosialisasi kepada beberapa stekholder dimana titik pantau akan dinilai terkait bagaimana mengelolah sampah dan mengurangi produksi sampah.

“Langkah kedua tentu seperti yang lalu-lalu kita harus segera laksanakan sosialisasi kepada seluruh OPD, Kecamatan, Desa, Lurah termasuk sekolah dimana lokasi titik pantau akan dinilai,” kata dia.

Selain pada persoalan TPA, Nasir Awing juga akan segera membenahi yang menjadi titik pantau tim penilai termasuk tiga titik pantau utama yaitu Rumah Sakit, TPA dan Pasar serta beberapa titik pantau penunjang seperti sekolah, puskesmas dan prasarana umum seperti taman kota.

“Itu yang sementara ini untuk siap pembenahan  karena kalau berkaca dari range waktu penialan diawal tahun depan baru turun menilai penghargaan 2024,” kata dia.

Menurutnya, indikator penunjang yang dimiliki Kabupaten Bantaeng saat ini masih lebih baik dari kota-kota lain selain TPA yang menjadi poin tertinggi pada penilaian Piala Adipura.

“TPA pun saya sudah bicara dengan teman-teman, saya kira ada rahasia tersendiri bagaimana 2024 kita bisa kembali meraih Piala Adipura khusus untuk TPA,” kata dia.

Terkait dengan pemukiman, secara umum menurut DLH pengolahan kebersihanya sudah berjalan baik. Petugas sejak dari pukul 6 pagi petugas sudah menjalankan apa yang menjadi tanggung jawab mereka.

“Ada pemukiman yang kita siapkan masuk titik pantau yaitu pemukiman kampung Kolasa, Kelurahan Malilingi, kemudian ada pemukiman Garegea, Kelurahan Tappanjeng,” kata dia.

Sebanyak 249 petugas kebersihan sudah disiapkan untuk menjaga kebersihan Kabupaten Bantaeng termasuk penyapu jalan dan petugas sampah.

“Petugas kebersihan ada 249 terdiri dari mandor, driver, petugas sampah, penyapu jalan,” kata dia.

Menyinggung soal pedestrian, DLH menyebutkan pedestrian bukan tanggung jawab sepenuhnya DLH melainkan berada di OPD lain. Seperti penertiban PKL yang menjadi salah satu faktor penurunan keindahannya.

“DLH hanya menangani masalah kebersihan tapi penertiban pedagang kaki lima kebetulan boksnya itu berada di taman, di pedestrian atau di fasilitas umum,” kata dia. (Jet)

  • Bagikan