Sementara Ketua Presidium Jaringan Demokrasi Indonesia (JaDI) Luwu Raya, Abdul Aziz berharap kejadian sebagaimana di sorot LBH STM Luwu Utara menjadi perhatian komisioner KPU Luwu Utara.
Menurut mantan Komisioner KPU Luwu Utara, kritikan yang disampaikan sejumlah OMS dan pemerhati demokrasi adalah merupakan bagian dari kepedulian dan kecintaan merawat demokrasi di kabupaten berjuluk Bumi Lamarangginang.
"Saya melihat apa yang disampaikan para aktivis OMS dan pemerhati demokrasi dan hukum sebagai bagian dari kecintaan dalam merawat demokrasi sekaligus kontrol terhadap komisioner KPU Luwu Utara," paparnya.
Dikatakan, Pilkada dalam konteksnya sama dengan Pemilu, tetapi gerakan politik lebih tajam. "Berdasarkan pengalaman, gerakan politik di Pilkada lebih tajam dibandingkan dengan Pemilu, sehingga dibutuhkan sebuah keseriusan dan penuh tanggungjawab," tutupnya. (Aziz)