MAKASSAR,RAKYATSULSEL- Warga Tamalanrea menolak kehadiran proyek Pengolahan Sampah berbasis Energi Listrik (PSEL) yang rencananya akan dibangun di wilayah mereka. Proyek PSEL rencananya akan dibangun di kawasan pergudangan Green Eterno, Kecamatan Tamalanrea.
Menanggapi penolakan tersebut, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Makassar, Ferdy Mochtar mengatakan penolakan masyarakat ini merupakan dinamika yang biasa terjadi dalam sebuah proyek.
Ferdy mengaku telah menggandeng pihak Kepolisian Daerah (Polda) Sulawesi Selatan (Sulsel), untuk menyelesaikan polemik tersebut. Termasuk, soal pembebasan lahan yang ditargetkan akan rampung pada pekan ini.
"Kita semua mengerti apa yang menjadi keinginan warga. Yang jelas tadi sudah disampaikan oleh pihak kepolisian daerah, bahwa akan menyelesaikan semua hal-hal terkait persoalan lahan dalam minggu ini. Sehingga semua bisa berjalan dengan baik," ujar Ferdy saat ditemui di Kantor Balai Kota Makassar, Senin (3/6).
Warga Tamalanrea menilai kehadiran PSEL dapat merusak lingkungan mereka. Seperti mencemari udara dan menghasilkan limbah. Selain itu, mereka khawatir proyek ini akan menimbulkan kemacetan akibat aktivitas truk pengangkut sampah.
Sementara itu, groundbreaking atau peletakan batu pertama proyek PSEL di Kota Makassar rencananya akan dilaksanakan pada bulan Juli 2024 mendatang.
Ferdy menyebut saat ini tim penilai PSEL sedang bekerja untuk percepatan pembahasan awal persiapan groundbreaking.
" Dimaksimalkan harus bulan Juli sesuai dengan schedule awal. Tim penilaian PSEL sudah sangat berkontribusi dengan sangat penting," tutup Ferdy.
Diketahui, proyek PSEL ini berlokasi di Kecamatan Tamalanrea dan akan dikerjakan oleh Konsorsium empat SUS Indonesia Holding Limited, Shanghai SUS Environment Co, Ltd., PT Grand Puri Indonesia sebagai pemenang tender. (Shasa/B)