Ia mengungkapkan bahwa kegiatan ini sangat merupakan kesempatan yang sangat baik untuk memperluas jaringan dengan para perwakilan pelaku tani yang turut hadir.
“Saya rasa disinilah kita dapat berbagi pengetahuan, ide, dan saling memberikan solusi atas isu-isu pertanian yang dihadapi,” jelas Prof Salengke.
Prof. Salengke juga menambahkan bahwa kegiatan ini juga penting bagi mahasiswa yang bergabung secara daring maupun luring yang mungkin saja dapat menjadi gambaran penelitian mereka di masa depan.
Pada kesempatan yang sama, Prof Tetsu Sato turut mengungkapkan apresiasi dan kebanggaan telah menjadi bagian dalam simposium tersebut. Harapannya agar seluruh pihak yang hadir mulai dari perwakilan Indonesia, Jepang, dan Malawi dapat membahas berbagai hal dalam lingkup agrikultur.
“Ilmu pengetahuan sangatlah penting, kita mungkin tidak sadar betapa perlunya ilmu pengetahuan untuk menciptakan platform berkelanjutan untuk mengembangkan komunitas,” tambahnya.
Akhir kegiatan dilanjutkan dengan sesi pemaparan produk dan usaha oleh sebanyak 13 pelaku usaha tani di Sulawesi Selatan. (Yadi/B)