Menurut MMR, akronim nama Muhammad Ramli Rahim, jika pun kemudian terwujud kotak kosong di Pilkada, itu pasti terjadi secara alamiah. Semua yang merasa pantas dan mau bertarung dalam kontestasi pastilah percaya bahwa dia mampu terjun ke lapangan dan bertarung dalam lintasan.
"Karena dalam dunia demokrasi saat ini, tak ada "Tumanurung" dan tak ada durian runtuh. Tak ada satupun kontestan yang "diam-diam baek" di rumah lalu diajak ikut pilkada. Jika pun pernah terjadi, mungkin hanya Anies Baswedan yang didatangi untuk dicalonkan 2007 silam," kata Jubir Anies Baswedan di Pilpres 2024 kemarin ini.
Lanjut dia, mereka yang percaya bahwa dirinya bisa masuk dalam kontestasi paling tidak telah pasang baligo, lobby kiri kanan dan tentu saja sudah menyiapkan "isi tas" yang menjadi bekal utama dalam pilkada.
"Pilkada pun sesungguhnya memiliki proses yang memungkinkan calon berkontestasi. Mereka yang tidak yakin dapat parpol atau lebih pede dengan dukungan masyarakat telah disiapkan jalur independen, mereka yang yakin dapat parpol juga disediakan jalur parpol, nah jika ternyata hanya ada satu calon, tetap bisa berlaga melawan kotak kosong," bebernya.
Maka dari itu, MMR menuturkan, tak ada istilah begal-begalan dalam proses mendapatkan usungan, jika tak percaya diri lewat parpol, bisa menggunakan jalur independent. Akan tetapi jangan terlalu percaya diri bisa dapat dukungan parpol karena penentuan parpol ada di tangan DPP.
"Jangankan yang bukan anggota parpol, sekaliber ketua parpol pun bisa saja tak diusung partainya dengan banyak pertimbangan," tandasnya.