NasDem memiliki calon Gubernur dan Wakil Gubernur yang punya visi misi ke depan untuk manfaat dan kemaslahatan, jadi masyarakat tidak perlu terpengaruh dengan isu kotak kosong.
"Tidak boleh masyarakat terpengaruh dengan isu kotak kosong itu. Kenapa? Yang mengeluarkan isu kotak kosong itu yang harus dievaluasi kenapa tidak ada partai mau mendukung dia," ungkapnya.
Dia mengungkap jika DPP NasDem sudah sejak lama menyetujui usulan tersebut. Meski demikian, persetujuan DPP itu baru sekadar rekomendasi belum berbentuk SK usungan format B1.KWK.
"Memang saya tidak keluarkan dokumentasinya, sudah lama diserahkan, belum ada partai ini saya sudah serahkan, kalau tidak percaya tanya yang bersangkutan. Bukan (B1.KWK), rekom," katanya.
Menurutnya, pasangan Andi Sudirman Sulaiman-Fatmawati adalah calon yang pertama diumumkan NasDem. Dia menyebutkan pemikiran NasDem sejalan dengan partai lain sehingga lebih memilih bergabung dalam satu koalisi di Pilgub Sulsel.
"Siapa yang pertama umumkan (Andi Sudirman Sulaiman-Fatmawati)? Kan NasDem yang pertama. Kalau partai lain cenderung juga untuk mendukung siapa yang dicalonkan NasDem, berarti ada pertimbangan partai itu untuk mendukung yang sudah diputuskan NasDem," jelas RMS.
"Mungkin pemikiran kita sama dengan partai lain, mungkin sama-sama pemikirannya NasDem sehingga mau juga ke calon yang kita usung," tambah mantan Bupati Sidrap dua periode itu.
Terpisah, isu wacana pasangan calon Andi Sudirman Sulaiman-Fatmawati Rusdi (ASS-Fatma) melawan kotak kosong di Pilgub Sulsel. Sejumlah partai akan menyusul Partai NasDem (17 kursi), Partai Demokrat (7 kursi), PAN (4 kursi), dan Gerindra (13 kursi) memberikan dukungan kepada pasangan ASS-Fatma.