Ini Penyebab Kopling Mobil Kalian selip

  • Bagikan
Ilustrasi. Kopling slip pada mobil

RAKYATSULSEL - Kopling selip menjadi salah satu permasalahan yang sering terjadi pada mobil transmisi, baik yang sudah menggunakan transmisi matic maupun yang masih menggunakan transmisi manual.
Kopling selip adalah sebuah kondisi kampas kopling kendaraan tidak bisa menyalurkan tenaga yang dihasilkan oleh mesin untuk disalurkan ke roda dengan bantuan transmisi secara maksimal.

Setidaknya terdapat tiga dampak yang terjadi pada kendaraan pada saat mengalami kopling selip yang tak bisa dianggap remeh. Ketiga dampak tersebut adalah boros bahan bakar, kehilangan tenaga, dan juga bisa menyebabkan kendaraan mogok.

-Boros bahan bakar
Dampak pertama adalah kendaraan menjadi lebih boros bahan bakar. Pasalnya, mesin akan dipaksa untuk memenuhi kebutuhan tenaga karena tenaga yang dihasilkan tidak sepenuhnya tersalurkan ke transmisi.

-Kehilangan tenaga
Selain boros BBM, kendaraan juga akan kehilangan tenaga. Hal ini dikarenakan tenaga yang dihasilkan oleh mesin pada saat proses pembakaran tidak bisa disalurkan ke transmisi dengan optimal.

-Mogok
Dampak kopling slip terakhir adalah mogok. Pada kasus yang sangat parah, tenaga yang dihasilkan mesin tidak bisa disalurkan sepenuhnya ke transmisi, sehingga menyebabkan mobil hanya menggerung dan mogok.

Penyebab kopling slip
Dilansir dari Sachs Performance, terdapat setidaknya 7 penyebab kopling slip pada kendaraan. Faktanya, sebagian besar penyebab kopling selip pada kendaraan ini adalah karena human error, dengan kata lain pemilik kendaraan tidak melakukan perawatan kopling dengan optimal.

  1. Kampas kopling aus
    Penyebab kopling selip yang pertama adalah kampas kopling aus. Pasalnya, kampas kopling ini berfungsi sebagai pemutus atau penyambung tenaga dari mesin yang disalurkan menuju ke transmisi kendaraan. Salah satu ciri kampas kopling aus adalah sulitnya memindahkan posisi persneling atau gear kendaraan.
  2. Oli transmisi salah
    Oli transmisi tidak sama dengan oli lainnya. Namun, masih ada pemilik kendaraan yang asal dalam memilih oli transmisi. Dampaknya, oli tersebut tidak bisa memberikan pelumasan yang maksimal, sehingga membuat komponen transmisi lekas aus. Gunakan selalu oli transmisi yang sudah dianjurkan oleh masing-masing pabrikan.
  3. Seal rear engine rusak
    Penyebab kopling selip berikutnya adalah kerusakan yang terjadi pada seal rear engine yang terletak di belakang flywheel. Rusaknya seal ini akan membuat oli menyeberang dan masuk ke bagian kopling melalui bagian gasket cover. Oli ini akan membuat kopling menjadi licin dan tidak bisa bekerja dengan maksimal.
  4. Cakram kopling aus
    Permukaan cakram kopling yang bergesekan akan membuatnya mengalami keausan, terlebih lagi jika kendaraan sering digunakan. Cakram kopling sendiri memiliki sebuah lapisan yang bertugas untuk mempermudah interaksi diantara pressure plate dengan flywheel.

Pegas kopling mulai melemah
Untuk menekan pressure plate ke kampas kopling yang terhubung dengan flywheel, maka diperlukan pegas kopling. Seiring pemakaian, maka pegas kopling akan kehilangan kekuatannya untuk menekan pressure plate, sehingga membuat kopling menjadi slip.

  1. Gerak bebas kopling terlalu rapat
    Gerak bebas kopling terlalu rapat akan membuat kampas kopling menjadi cepat panas dan slip. Kondisi ini dikarenakan kopling sudah berada dalam posisi tekan, meski pengemudi belum menekan pedal rem. Pressure plate menjadi tertarik ke belakang yang membuat gaya tekan kampas kopling melemah.
  2. Kendaraan sering overload
    Penyebab kopling selip terakhir adalah karena kendaraan sering overload atau kelebihan beban. Tak hanya membebani mesin, roda, dan suspensi saja, namun overload juga membuat kopling slip. Hal ini disebabkan kopling harus bekerja keras untuk bisa menyalurkan tenaga dari mesin menuju ke sistem transmisi.

Untuk mencegah kopling selip, lakukan perawatan secara berkala setiap 12 ribu km atau setiap satu tahun sekali. Kondisi ini bisa lebih cepat jika kendaraan sering digunakan.

Hanya gunakan oli transmisi sesuai dengan rekomendasi pabrikan untuk menjaga kinerja transmisi maksimal dan tidak membebani kopling.

  • Bagikan