MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Brigjen Pol (Purn) Zainal Arifin Paliwang yang saat ini menjabat Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) berhasil meraih gelar doktor dengan predikat cum laude.
Itu, setelah dengan lantang mampu mempertahankan disertasinya berjudul Model Collaborative Policy Innovation dalam Pengembangan Sosial Ekonomi Masyarakat Kawasan Pesisir Wilayah Perbatasan di Kabupaten Nunukan Provinsi Kalimantan Utara pada ujian promosi di hadapan dewan penguji.
Promosi doktor Zainal Arifin Paliwang dilaksanakan di Aula Lembaga Penelitian dan Pengembangan Masyarakat (LPPM), Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Jl Perintis Kemerdekaan, Senin (19/8).
Ujian promosi ini dipimpin langsung Rektor Unhas, Prof Jamaluddin Jompa yang juga bertindak selaku promotor, didampingi Prof Muh Akmal Ibrahim selaku kopromotor, Prof Moch Thahir Haning selaku kopromotor, Abdul Rachman Rasyid selaku penguji internal, Prof Budimawan selaku penguji internal, Prof Sumbangan Baja selaku penguji internal, dan Prof Daud Nawir.
Ikut hadir dalam kegiatan tersebut, Kapolda Kaltara Irjen. Pol Hary Sudwijanto, Sekretaris Provinsi Kaltara Suriansyah, Kajati NTT, Walikota Tarakan, para alumni SMANSA 82 Makassar, para alumni SMP Poso, para staf ahli, keluarga dan beberapa undangan lainnya.
Pada pemaparan disertasinya, Zainal Arifin Paliwang yang didampingi istri tercinta Rahmiah menyampaikan, Kabupaten Nunukan menghadapi banyak polemik terutama terkait peningkatan kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakat serta pengembangan sumber daya lautnya.
Selama ini, masyarakat pesisir sering dipandang sebagai masyarakat tertinggal secara ekonomi, padahal secara normatif, masyarakat pesisir seharusnya merupakan masyarakat sejahtera karena potensi sumber daya alamnya yang besar.
"Permasalahan nelayan dan masyarakat pesisir merupakan permasalahan kompleks, sehingga usaha pemberdayaannya membutuhkan perhatian serius dan kajian yang mendalam oleh berbagai pihak," ungkap pria kelahiran Makassar 6 Desember 1962 ini.
Menurut mantan Wakapolda Kalimantan Utara ini, potensi ekonomi melalui kewirausahaan di wilayah pesisir Kabupaten Nunukan Provinsi Kalimantan Utara sangat besar, karena volume perdagangan cukup besar.
"Maka, potensi tersebut harus dimanfaatkan secara optimal. Dinamika ini menjadi landasan awal bagi pemerintah daerah mengoptimalkan inovasi kebijakan," tegas Zainal yang juga menjabat Ketua Umum IKA SMANSA 82.
Terkait invasi kebijakan pengembangan sosial ekonomi masyarakat dan pengembangan potensi laut Kabupaten Nunukan, sangat dibutuhkan kolaborasi dengan asumsi, pertama belum adanya komitmen dasar yang diinisialisasi para pemangku kepentingan untuk menghasilkan dan merumuskan kebijakan inovatif dalam mendukung peningkatan kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakat pesisir.
Kemudian, kedua aktor penyebab timbulnya inovasi kebijakan serta Upaya untuk menyebarkan inovasi ke dalam kebijakan, masih didasari pada motivasi kelompok secara parsial.
Dan, ketiga kapasitas para aktor untuk melakukan aksi bersama masih sangat terbatas. Hal itu didasari bahwa di Kabupaten Nunukan belum terdapat pengaturan prosedur dan institusi bersama untuk menjadi wadah dalam menghadirkan tindakan bersama dalam menciptakan inovasi kebijakan.
Berdasarkan hal ini, ungkap Zainal Arifin Paliwang, sangat pentingnya untuk melihat determinan dan penyebaran dalam inovasi kebijakan serta urgensi melibatkan konsep dinamika tata kelola kolaboratif dalam inovasi kebijakan pemerintah daerah serta berfokus pada persoalan peningkatan kondisi sosial ekonomi masyarakat dan pengelolaan potensi kelautan di wilayah perbatasan di daerah, maka penelitian ini berorientasikan pada "policy innovation dalam pengembangan sosial dan ekonomi masyarakat kawasan pesisir wilayah perbatasan di Kalimantara Utara".
Alumni Akabri Magelang tahun 1986 ini menyatakan, tujuan penelitiannya untuk menganalisis dan menentukan strategi membangun komitmen, motivasi, kapasitas bersama stakeholder dalam inovasi kebijakan yang kolaboratif. Kemudian menganalisis dan menentukan faktor penyebab terlaksananya inovasi kebijakan yang kolaboratif, serta menentukan model inovasi kebijakan kolaboratif tersebut.
Adapun hasil yang diperoleh untuk pengembangan sosial ekonomi masyarakat kawasan pesisir wilayah perbatasan di Kabupaten Nunukan Propinsi Kalimantan Utara yakni,(1) Komitmen bersama stakeholder dalam inovasi kebijakan kolaboratif, dimana kebijakan ini mengarah pada pembentukan kebijakan berdasarkan pada kegiatan yang dilakukan masyarakat yang ada di wilayah pesisir, dengan membentuk sebuah kebijakan berkaitan dengan wilayah Kabupaten Nunukan sebagai daerah penghasil rumput laut terbesar.
Selanjutnya, (2) Motivasi dan komitmen bersama stakeholder dalam inovasi kebijakan kolaboratif, dimana salah satunya untuk melakukan kebijakan yang inovatif secara bersama karena pemerintah ingin mewujudkan pengembangan dan produksi dari komoditi utama Kabubaten Nunukan yaitu pengembangan rumput.
Lalu, (3) Kapasitas stakeholder untuk melakukan tindakan bersama dalam inovasi kebijakan kolaboratif, dimana dalam meningkatkan kapasitas aktor sangat diperlukan dalam pencapaian tujuan akuntabilitas kerja maka dilakukan penyusunan kinerja sebagai wujud nyata komitmen antara pemberi dan penerima amanah.
Serta, (4) Determinan terlaksananya inovasi kebijakan yang kolaboratif memperlihatkan bahwa salah satu faktor yang menyebabkan terjadi inovasi kebijakan karena Kabupaten Nunukan yang merupakan wilayah kepulauan dan perbatasan.
Juga, (5) Komunikasi multi aktor dalam inovasi kebijakan yang kolaboratif, dimana komunikasi mencakup berbagai strategi, baik formal maupun informal antara pemerintah dan stakeholder, dan antara pemerintah dan masyarakat yang menjadi kunci kolaboratif.
Dan (6) Model inovasi kebijakan kolaboratif ini telah berhasil diwujudkan oleh para stakeholder dalam berbagai aktifitas seperti forum musyawarah berjenjang, musyawarah perencanaan pembangunan kewilayahan, dan forum corporate sosial responsibility.
Di tempat yang sama, Rektor Unhas Prof. Dr. Ir. Jamaluddin Jompa, M.Sc mengungkapkan rasa bangganya kepada Zanal Arifin Paliwang. "Ini merupakan contoh keberhasilan seseorang dalam menempuh pendidikan, karena banyak pejabat yang ikut pendidikan, namun belum mampu untuk menyelesaikannya. Pak Zainal, selain selaku pejabat pemerintahan, juga tetap memiliki keinginan untuk menempuh pendidikan dan menyelesaikannya. Dan diharapkan untuk terus mampu membuktikan dan menempatkan diri sebagai seorang doktor," ungkapnya.
"Ilmu yang telah diperoleh ini, dapat dimanfaatkan dan diaplikasikan secara nyata untuk mengembangkan Provinsi Kalimantan Utara ke depan. Selain itu, tetaplah menjaga nama almamater," imbuh Rektor Unhas. (*)