Gandeng Dirjen KI Kemenkumham, Unismuh Makassar Targetkan 50 Dokumen Paten dalam Edukasi Paten Drafting

  • Bagikan

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) menggelar kegiatan Edukasi Paten Drafting, Senin - Jumat, 26 - 30 Agustus 2024. 

Ketua Tim Kerja Edukasi Kekayaan Intelektual Kemenkumham, Nila Manilawati SH MH menyampaikan pelaksanaan kegiatan ini memerlukan persiapan yang cukup panjang, mengingat target minimal yang harus dicapai adalah mengumpulkan sekitar 50 dokumen paten untuk asistensi.

Ia menyebut bahwa kegiatan Edukasi Paten Drafting merupakan bagian dari implementasi perjanjian kerja sama antara Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kemenkumham dengan Unismuh Makassar tentang perlindungan dan pemanfaatan kekayaan intelektual. 

"Tujuan utama kegiatan ini adalah memperkenalkan sistem paten kepada civitas akademika, peneliti, inventor, serta masyarakat umum. Fokus utama kegiatan ini adalah peningkatan jumlah permohonan paten, khususnya dari lingkungan perguruan tinggi. Oleh karena itu, kegiatan ini tidak hanya diperuntukkan bagi Universitas Muhammadiyah Makassar, tetapi juga Universitas Muhammadiyah lainnya," ujar Nila.

Peserta kegiatansebanyak 42 orang, dengan 49 dokumen paten yang akan diasistensi. Sebelum pelaksanaan di Unismuh Makassar, kegiatan serupa juga telah dilaksanakan di Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Materi yang disajikan dalam kegiatan ini, mulai dari teknik penulisan paten, sistem, dan tata cara pendaftaran permohonan paten, yang menjadi prioritas utama dalam asistensi penulisan drafting paten.

Narasumber yang hadir dalam kegiatan ini antara lain Sekretaris Tim Kerja Pemeriksaan Administrasi Permohonan Paten DTLST dan Rahasia Dagang dari Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual. Selain itu, terdapat lima pemeriksa paten yang turut membantu dalam asistensi penulisan drafting paten.

Ketua Badan Pembina Harian (BPH) menekankan pentingnya pemahaman mendalam mengenai paten sebagai bentuk kontribusi akademik. "Topik edukasi paten ini menunjukkan sejauh mana pengetahuan dan kedalaman materi yang kita miliki yang kemudian dapat dipatenkan," ujar Prof Gagaring.

Ia juga menyoroti dampak ganda dari paten, tidak hanya bagi pengembangan diri dosen tetapi juga bagi masyarakat akademik, khususnya di lingkungan Unismuh Makassar. "Paten ini memiliki kontribusi yang signifikan, baik dalam pengembangan diri kita sebagai dosen maupun bagi masyarakat akademik yang lain," tambahnya.

Sementara itu, Rektor Unismuh Makassar, Dr Abd Rakhim Nanda, menyampaikan terima kasih kepada Kemenkumham atas penunjukan Unismuh sebagai tuan rumah pelaksanaan edukasi draf paten.

Nakhoda Unismuh itu menyebut, bahwa sivitas akademika Unismuh sebenarnya tidak asing dengan istilah draf paten, meskipun masih sedikit paten yang dimiliki.

"Dulu kami berpandangan, untuk apa urus paten yang tidak produktif, nanti capek bayar iuran sementara patennya tidak menghasilkan. Mohon pandangan kami ini diluruskan," ungkapnya sembari tersenyum.

Rakhim mencontohkan Habibie yang hak patennya menghasilkan kekayaan. "Pak Habibie bukan hanya punya hak kekayaan intelektual, tapi menghasilkan kekayaan. Hingga akhir hayatnya beliau punya 46 hak paten," ujarnya 

Rektor Unismuh itu juga menyebut contoh hak paten yang membuat pemiliknya menjadi kaya, seperti Menteri Pertanian Amran Sulaiman. "Pak Amran punya paten bernama TIRAN, kepanjangannya Tikus Mati Diracun Amran," ujar Rakhim.

Ia menegaskan bahwa sivitas akademika Unismuh pengurusan hak paten menjadi hal yang tidak bisa dihindari menuju daya saing global. 

"Kita telah melewati milestone pertama, menjadi perguruan tinggi bereputasi nasional dengan akreditasi Unggul. Ke depan kita akan menuju perguruan tinggi riset dan bereputasi internasional. Kita harus terus berbenah," pungkasnya. (Hikmah/B)

  • Bagikan