Awal Irsyad menceritakan program pemberdayaan yang dilakukan Ondeway di Desa Kahayya, yang ia sebut sebagai gerakan kolaboratif partisipatif. “Salah satu yang fundamental dari gerakan ini adalah kehadiran Kelas Minggu Ceria, yang mengajak anak-anak sejak dini untuk memiliki kebanggaan terhadap kampung mereka dan semua potensi yang ada di dalamnya,” terang Awal.
Imbang juga menyoroti tentang anak muda dan keberadaan Pinisi yang menurutnya hanya dibanggakan sebagai sebuah bentuk, tanpa melihat potensi besar yang ada dalam industri tersebut.
Di akhir dialog, terdapat beberapa rekomendasi yang dihasilkan. Pertama, perlunya sebuah forum ekonomi kreatif yang bisa menjadi hub bagi anak-anak muda di Kabupaten Bulukumba. Kedua, pembangunan yang lebih holistik dengan menggali potensi lokal, serta peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan semangat bagi kaum muda. Ketiga, pentingnya pendidikan politik bagi anak-anak muda Bulukumba.
Kenapa Dialog Tanpa Baper
Dalam KBBI, "baper" artinya (ter)bawa perasaan; sesuatu yang berlebihan atau terlalu sensitif dalam menanggapi suatu hal. Di zaman yang serba cepat ini, sering kali kita lupa akan pentingnya mendengarkan dan memahami satu sama lain. "Dialog Tanpa Baper" hadir sebagai ruang di mana kita bisa berbicara terbuka dan saling bertukar pikiran tanpa perlu merasa tersinggung. Di sini, gagasan dan ide-ide besar untuk Bulukumba dapat tumbuh dari obrolan santai dan diskusi mendalam.
“Ruang ini kami dedikasikan untuk berbagi pengetahuan, inspirasi, dan solusi demi kebaikan bersama. Kami percaya, melalui dialog yang terbuka, kita bisa menciptakan banyak hal positif dan tentu saja membangun komunikasi yang lebih baik,” ujar Erwin Abdullah, pemilik Warkop Bundaran Kota. (*)