MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Aksi demostrasi mahasiswa Papua di Kota Makassar dalam rangka memperingati 1 Desember berujung bentrok. Mahasiswa dan kepolisian terlibat saling dorong dan berujung pada aksi lempar batu dari pihak mahasiswa dan dibalas tembakan gas air mata pihak kepolisian yang berjaga di lokasi.
Demostrasi berujung bentrok ini terjadi di depan asrama mahasiswa Papua di Makassar, Jalan Lanto Daeng Pasewang, Kecamatan Makassar, Senin (2/12/2024) siang. Akibatnya, pihak kepolisian hingga mahasiswa mengalami luka-luka, termasuk minimarket dan kendaraan yang ada disekitar lokasi juga ikut rusak akibat bentrokan tersebut.
Hingga saat ini belum diketahui berapa mahasiswa yang mengalami luka-luka. Namun dari pihak kepolisian, diketahui ada dua personel yang mengalami luka-luka akibat terkena lemparan batu saat mengamankan aksi demonstrasi berujung bentrok tersebut.
Dua anggota polisi yang terluka itu adalah anggota Sabhara Bripda Dimas Widodo, mengalami luka pada bagian wajahnya akibat terkena lemparan batu. Sementara Danyon A Brimob Polda Sulsel Kompol Mursalim, juga mengalami luka di tangannya.
"Tadi ada dua (polisi yang terluka)," ujar Kapolrestabes Makassar Kombes Mokhamad Ngajib saat diwawancara wartawan di lokasi kejadian, Senin siang.
Ngajib bilang, sebelum melaksanakan kegiatan atau akasi demonstrasi, mahasiswa Papua tersebut telah melayangkan surat pemberitahuan kepada pihak kepolisian. Dimana aksi tersebut berlangsung sejak sekitar pukul 11.00 Wita hingga siang hari.
Hanya saja, situasi yang mulai tidak kondusif ratusan personel kepolisian dikerahkan ke lokasi. Termasuk puluhan anggota TNI juga hadir melakukan pengamanan di Jalan Lanto Daeng Pasewang.
"Mereka ada pemberitahuan aksi tapi seharusnya aksi damai, nah setelah melakukan aksi seperti apa yang mereka mohonkan," kata Ngajib.
Adapun pembubaran paksa dilakukan pihaknya kepolisian, kata Ngajib, dikarenakan massa aksi telah melakukan pengerusakan fasilitas umum dan sejumlah kendaraan yang ada disekitar lokasi kejadian.
"Ada juga melakukan perusakan, fasilitas umum beberapa ada yang rusak, jadi kita lakukan tindakan tegas kita bubarkan mereka," sebutnya.
Ngajib mengungkapkan, beberapa massa aksi awalnya diamankan saat kericuhan, namun mereka semua sudah dibebaskan. Meski situasi sudah kondusif, pihak kepolisian masih disiagakan di lokasi kejadian untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan kembali terjadi.
"Kita tetap akan menjaga di sini sampai selesai, sambil kita secara persuasif negosiasi dengan mereka supaya tidak ada aksi lagi," ujarnya.
Sementara, Pengacara Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Makassar, Mirayati Amin mengatakan akibat kejadian tersebut ada empat orang yang diamankan dan belum diketahui keberadaannya hingga saat ini. Dari empat orang tersebut, satu diantaranya merupakan anggota LBH Makassar dan mahasiswa UNM yang ikut dalam aksi solidaritas.
"Sejauh ini total yang ditangkap empat orang. Dua orang mahasiswa papua, satu mahasiswa UNM (massa solidaritas), satu APBH LBH Makassar. Belum di tau keberadaannya," ungkap Mira sapaannya.
Begitu juga dengan mahasiswa Papua yang mengalami luka-luka akibat demostrasi berujung bentrok tersebut. Menurut Mira, ada beberapa yang mengalami luka terbuka pada bagian kepala, tangan, hingga kaki berdasarkan foto yang diperoleh pihaknya.
"Untuk jumlah pastinya (luka-luka) belum masuk datanya," kata dia. (Isak/B)