WALHI Sulsel Ungkap ada 362 Bencana Ekologi Sepanjang 2024

  • Bagikan
Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Sulawesi Selatan (Sulsel) merilis laporan Catatan Akhir Tahun (Catahu) 2024 dengan judul "pesan keadilan ekologi untuk Gubernur dan Seluruh Kepala Daerah di Sulsel", Senin (30/12/2024).

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Sulawesi Selatan (Sulsel) ungkap temuannya sepanjang tahun 2024 ada 362 kali bencana ekologis yang terjadi di Sulsel dengan total kerugian mencapai Rp 1,9 trilliun.

Hal tersebut disampaikan oleh tim penulis WALHI Sulsel, Nurul Fadli Gaffar dalam rilis laporan Catatan Akhir Tahun (Catahu) 2024 dengan judul "pesan keadilan ekologi untuk Gubernur dan Seluruh Kepala Daerah di Sulsel", Senin (30/12/2024).

Fadli menjelaskan bahwa tahun 2024 mengingatkan kita betapa rapuhnya kehidupan di tengah ancaman bencana yang terus meningkat. Mulai dari banjir yang melanda pemukiman, longsor yang meregang nyawa, hingga kekeringan yang meruntuhkan harapan.

Selain itu, Fadli juga mengungkapkan bagaimana kondisi Kota Makassar yang sangat rentan karena dipengaruhi oleh tiga Daerah Aliran Sungai (DAS) Tallo, DAS Maros,dan DAS Jeneberang yang kritis karena tutupan hutannya hanya di bawah 30 persen.

"Secara ekologi, inilah yang mempengaruhi terjadinya krisis air di Utara Kota Makassar khususnya di Kecamatan Tallo. Selain itu, temuan kami juga menemukan telah terjadi ketimpangan atas akses air bersih karena ternyata air lebih banyak dialirkan ke wilayah barat Kota Makassar ketimbang ke Utara Kota Makassar," ujar Fadli dalam keterangan tertulis WALHI Sulsel.

Terakhir, Fadli menjelaskan bagaimana temuan analisis spasial WALHI Sulsel di utara , tepatnya di Kabupaten Luwu Utara dan Luwu Timur yang menunjukkan bahwa dalam 5 tahun terakhir, terjadi penurunan kehilangan hutan dari 8.943,90 hektar pada tahun 2019 menjadi 4.373,38 hektar per tahun pada tahun 2021.

"Namun, eksploitasi hutan di Pegunungan Tokalekaju terus meningkat, mencapai 10.194,89 hektar kehilangan hutan per tahun pada tahun 2023," terangnya.

Begitu juga yang disampaikan Zulfaningsih HS. Ia menjelaskan soal bagaimana ekspansi izin usaha pertambangan di rimba terakhir Sulsel tepatnya di sekitar kompleks Danau Malili utamanya Danau Towuti semakin meningkat tiap tahunnya.

  • Bagikan