Wakasek Kurikulum SMAN 2 Bone Dikritik, Disebut Tak Mencerminkan Seorang Pendidik

  • Bagikan
SMAN 2 Bone

BONE, RAKYATSULSEL – Guru sebagai pendidik idealnya menjadi panutan dan menunjukkan sikap yang layak diteladani. Namun, sikap Martin, Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) bidang Kurikulum SMAN 2 Bone, menuai kritik karena dinilai tidak mencerminkan perilaku seorang pendidik.

Insiden ini terjadi pada Jumat (10/1/2025), saat Sekretaris Camat (Sekcam) Mare, Sainal Abidin, berkunjung ke SMAN 2 Bone untuk mengantar seorang warga dari Desa Ujung Tanah yang hendak mendaftar sekolah. Sainal mengungkapkan bahwa dirinya merasa diabaikan oleh Martin.

"Kalau semua guru seperti Pak Martin, bagaimana generasi bangsa nantinya? Saya saja yang datang dicuekin, apalagi masyarakat biasa," ujar Sainal dengan nada kecewa.

Ia berharap Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan (Disdik Sulsel) segera melakukan pembinaan terhadap Martin agar tidak ada warga lain yang mengalami perlakuan serupa.

Sementara itu, Humas SMAN 2 Bone, Masyar, saat dimintai keterangan, menjelaskan bahwa Martin sempat menyebutkan dirinya sedang terburu-buru dan ada keperluan mendesak saat peristiwa tersebut terjadi.

"Waktu saya tanya, dia hanya bilang buru-buru dan ada keperluan," ungkap Masyar.

Kritik terhadap sikap Martin juga datang dari seorang alumni SMAN 2 Bone angkatan 2017 yang enggan disebutkan namanya. Ia menyebut bahwa Martin dikenal sebagai sosok yang cuek dan tegas, bahkan terkesan menekan saat mengajar.

"Memang begitu orangnya. Dulu dia mengajar saya Matematika, dan suasana kelas jadi serius, sulit untuk santai," ungkapnya.

Insiden ini memunculkan desakan agar Disdik Sulsel segera bertindak memberikan pembinaan terhadap Martin. Sikap pendidik yang profesional dianggap penting untuk menjaga hubungan baik dengan masyarakat dan menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. (Enal)

  • Bagikan