JK Kenang Masa-masa Berteman Alwi Hamu Sejak dari Mahasiswa

  • Bagikan
Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla memberi sasmbutan melepas jenazah sahabatnya HM Alwi Hamu di Masjid Al Markaz Al Islami, Minggu (19/1/2025). isak/A

MAKASSAR, RAKYATSULSEL - Kepergian HM Alwi Hamu tidak hanya meninggalkan duka mendalam bagi keluarganya, tetapi juga kepada sahabat-sahabat terdekatnya yang telah berteman selama puluhan tahun, seperti mantan Wakil Presiden RI HM Jusuf Kalla (JK) dan Pendiri Bosowa Group Aksa Mahmud.

Usai Chairman Fajar Group itu disalatkan di Masjid Al-Markaz Al-Islami, Jusuf Kalla menceritakan masa-masa perjuangannya bersama almarhum. Mulai dari sejak mahasiswa hingga tumbuh menjadi pengusaha sukses.

Saat masih mahasiswa, Jusuf Kalla dan almarhum Alwi Hamu diketahui semakin dekat terlebih keduanya terlibat dalam organisasi yang sama yaitu Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Mereka merupakan aktivis pergerakan mahasiswa yang kritis saat itu.

Bahkan, Jusuf Kalla dan almarhum Alwi Hamu juga diketahui aktif dan menjadi aktivis Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) wilayah Sulsel, pada 1966. Karier almarhum Alwi Hamu di organisasi kemahasiswaan juga tak main-main, saat itu dia menjabat sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen).

"Saat itu sebagai mahasiswa dan kegiatan kemahasiswaan tahun 66, dia (almarhum Alwi Hamu) sering aktif, dia Sekjen," ujar Jusuf Kalla mengenang masa-masa bersama sahabatnya itu.

Jusuf Kalla juga menyebut almarhum Alwi Hamu adalah seorang tokoh pembaharuan, bukan hanya di Makassar atau Sulsel, melainkan secara nasional.

Setelah tamat kuliah, almarhum Alwi Hamu dan sahabatnya Aksa Mahmud tak lagi mau melanjutkan pendidikan dan memilih untuk merintis usaha. Ketiganya pun sukses, bahkan menjadi pengusaha kelas kakap di wilayah Sulsel hingga nasional.

Almarhum Alwi Hamu mendirikan Fajar Group, Jusuf Kalla dengan Kalla Group dan Aksa Mahmud dengan Bosowa Corporindo.

"Setelah selesai masalah kemahasiswaan, setelah saya tamat, dia juga tidak mau sekolah lagi bersama Aksa," kata Jusuf Kalla.

Adapun usaha almarhum Alwi Hamu lebih banyak bergerak pada bidang media, terlebih saat mendirikan Harian Fajar dan membawanya lebih dikenal sebagai tokoh pers terkemuka asal Sulawesi Selatan.

Namun sebelum mendirikan media raksasa yang sudah tersebar di seluruh Indonesia, pria kelahiran 28 Juli 1944 itu ternyata sudah tertarik dengan dunia jurnalistik semasa kuliah dengan melahirkan buletin HMI di Makassar, "IDJO itam BERDJUANG".

Menurut Jusuf Kalla, almarhum Alwi Hamu adalah sosok pekerja keras dan selalu memilih pekerjaan mulia seperti jurnalistik.

"Dia bergabung dalam usaha. Dia direktur usaha percetakan media dan sebagainya. Dia pekerja yang sangat mulia. Kemudian kita semua juga masing-masing berusaha. Saya, Alwi, Aksa, masih berdiri secara mandiri. Luar biasa usaha-usaha bersama yang kita lakukan," bebernya.

Disebutkan, almarhum Alwi Hamu adalah sosok yang visioner. Usahanya di bidang media sangat diapresiasi oleh Jusuf Kalla, terlebih dalam memberikan pandangan, kemajuan, dan pendidikan seluruh masyarakat Indonesia.

"Beliau memberikan pekerjaan kepada banyak orang. Beliau mempunyai media di seluruh Indonesia. Saya kira tidak ada orang Indonesia waktu itu yang mempunyai lebih dari 220 koran. Jadi, beliau memberikan pandangan, pendapat, informasi, kepada seluruh nasional," bebernya.

"Tidak ada orang Indonesia yang mempunyai kemampuan seperti dia. Karena itulah, bukan hanya jasanya kepada keluarga, tapi memberikan penerangan, pendidikan, secara nasional, dan juga kemajuan, kita bersama berjuang untuk itu," sambungnya.

Bahkan, pada awal tahun 2000an, di Kota Makassar salah satu gedung perkantoran paling besar disebut dimulai oleh Fajar, perusahaan yang dirintis oleh almarhum Alwi Hamu. Selanjutnya, perusahaan Bosowa yang juga dirintis oleh sahabatnya Aksa Mahmud.

Kata Jusuf Kalla, semua itu bisa tercapai karena dilakukan atas dasar ikhlas dan kerja keras oleh ketiganya. Iapun berharap, usaha yang telah dirintis dan dibesarkan oleh almarhum Alwi Hamu bisa diteruskan dan dikembangkan oleh anak-anaknya.

"Saya kira kalau di Makassar ini ada gedung kantor bisnis bertingkat tinggi, dimulai oleh FAJAR. Kemudian Bosowa, kemudian baru lagi saya. Dan tidak ada lain waktu itu. Sekarang sudah mulai banyak. Itu membuktikan bahwa kerja keras selalu menjadi contoh kemajuan kita sendiri, tanpa kerja keras, keikhlasan, tentu kita tidak bisa mencapai upaya," ungkap Jusuf Kalla.

"Itulah almarhum Alwi Hamu, mudah-mudahan usaha yang dilanjutkan putra-putrinya, bukan hanya mewarisi, tapi semangatnya tanpa lelah berjuang ke seluruh Indonesia," pesannya.

Kedekatannya dengan almarhum Alwi Hamu juga ternyata berlanjut saat Jusuf Kalla menjabat sebagai Wakil Presiden (Wapres) RI. Saat itu, almarhum disebut mendapatkan kepercayaan sebagai staf khusus Wapres RI dan banyak membantunya dalam urusan kenegaraan.

Tak banyak diungkapkan di publik, almarhum Alwi Hamu ternyata seorang diplomatis yang baik. Diungkapkan Jusuf Kalla, saat diberikan kepercayaan sebagai staf khusus Wapres RI saat itu, almarhum banyak menyelesaikan pekerjaan dengan bernegosiasi dengan kepala negara lain.

"Kemudian dengan pemerintahan juga, seperti itu. Sejak saya Menko dan Wapres selalu bersama saya. Kalau ada masalah yang sulit di luar negeri, pasti Alwi yang pergi. Dia negosiasi dengan kepala negara yang lain, dan itu tidak ada yang tahu, semua dikerjakan oleh Alwi," sebutnya.

Jusuf Kalla mengatakan, meskipun almarhum pengusaha media, namun kerja-kerja diplomasinya itu dituntaskan secara senyap dan tidak diketahui oleh orang.

"Itulah banyak hal yang tidak tahu bahwa senjata atau semua yang dimiliki Alwi, kemampuan negosiasi secara tertutup, dan tidak ada yang tahu. Walupun dia orang media, tapi dia tidak pernah muncul di media akan upaya-upaya tersebut," tutur Jusuf Kalla.

Untuk itu, atas kepergian almarhum Alwi Hamu, Jusuf Kalla mendoakan seluruh amal kebaikan yang dilakukan oleh sahabatnya itu semasa hidupnya menjadi nilai ibadah.

"Pada kesempatan ini, mari kita doakan segala jasa-jasanya, amal jariyah yang dilakukannya selama ini, upaya memberikan informasi kepada masyarakat, memberikan pendidikan kepada seluruh masyarakat di Indonesia, semua dia kunjungi. Dia adalah tokoh pers, tokoh mahasiswa. Semoga beliau diberikan tempat yang lebih tinggi, diterima amal ibadahnya," pungkasnya. (isak pasa'buan/B)

  • Bagikan