IHSG Berpotensi Koreksi, Support 6.931 dan Resistance 7.130

  • Bagikan
IHSG diperkirakan akan menguji level support dan resistance pada perdagangan Rabu (5/2/2025).

RAKYATSULSEL - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi mengalami koreksi pada perdagangan Rabu (5/2/2025), dengan area support di level 6.931 dan 6.742-6.853 menjadi fokus pengujian. Sebelumnya, IHSG menguat 0,62 persen ke posisi 7.073 pada Selasa, 4 Februari 2025, namun volume penjualan yang muncul menunjukkan potensi koreksi.

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, memperingatkan bahwa jika IHSG menembus support 6.931, kemungkinan besar akan melanjutkan penurunan menuju level 6.742-6.853. Namun, jika tetap bertahan di atas support, IHSG berpeluang menguji resistance di kisaran 7.130-7.176.

Sementara itu, Analis PT RHB Sekuritas Indonesia, Muhammad Wafi, mencatat potensi rebound untuk IHSG meski masih berada di bawah resistance garis moving average (MA)5 harian. IHSG diprediksi berada di kisaran 6.950-7.150 dalam pergerakan jangka pendek.

Rekomendasi Saham

Beberapa saham yang direkomendasikan untuk diperhatikan hari ini adalah:

  • PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk (ACES): Spec Buy, dengan target harga Rp 760 dan Rp 790.
  • PT Aneka Tambang Tbk (ANTM): Buy on Weakness, dengan target harga Rp 1.425 dan Rp 1.470.
  • PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK): Buy on Weakness, dengan target harga Rp 8.400 dan Rp 9.550.
  • PT Daaz Bara Lestari Tbk (DAAZ): Spec Buy, dengan target harga Rp 7.300 dan Rp 7.825.

Penutupan IHSG

Pada penutupan perdagangan Selasa (4/2/2025), IHSG ditutup menguat 0,62 persen di level 7.073,45. Sektor saham yang menguat termasuk sektor energi, industri, teknologi, dan transportasi, sementara sektor keuangan sedikit melemah.

Bursa Saham Asia Pasifik

Bursa saham Asia Pasifik juga mengalami penguatan seiring optimisme pasar menyusul penundaan bea masuk oleh Presiden AS, Donald Trump, atas Meksiko dan Kanada. Pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping diharapkan dapat mengurangi ketegangan perdagangan dan menghindari perang dagang yang lebih luas. Selain itu, PMI Indonesia pada Januari 2025 tercatat 51,9, menunjukkan aktivitas manufaktur yang berada di zona ekspansi.

  • Bagikan