Wamen Perlindungan Pekerja Migran Bahas Peluang Karier Sektor Formal Internasional di Unhas

  • Bagikan
Wakil Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia, Dzulfikar Ahmad Tawalla, MIkom, tampil sebagai narasumber utama dalam kuliah umum di Unhas, bertajuk “From Campus to Global Impact: Membangun Karir di Sektor Formal Internasional”, Senin (24/2).

Menurutnya, problematika ini disebabkan berbagai faktor, termasuk perkembangan digitalisasi dalam sepuluh tahun terakhir dan kemajuan pesat kecerdasan buatan (AI) dalam lima tahun terakhir, yang berkontribusi terhadap menurunnya rasio serapan tenaga kerja.

“Tagar #kaburajadulu adalah terminologi baru, tetapi fenomenanya sudah ada sejak lama. Kami ingin membawa tagar ini ke arah yang lebih positif. Kami berharap masyarakat yang bekerja di luar negeri dapat menyerap banyak hal baik, seperti relasi, teknologi, dan pengetahuan, yang kemudian dapat dikembangkan kembali di Indonesia,” ujarnya.

Ia juga menyoroti besarnya peluang kerja di luar negeri, dengan permintaan tenaga kerja asing yang diprediksi mencapai 1,6 juta orang. Tahun ini, Arab Saudi sendiri membutuhkan sekitar 200 ribu pekerja dari Indonesia.

Namun, Dzulfikar menekankan bahwa sebelum memutuskan untuk bekerja di luar negeri, calon pekerja migran harus mempersiapkan diri dengan matang.

“Harus ada lima kesiapan utama, yaitu kesiapan fisik, mental, kompetensi, dokumen, dan visa. Bekal paling penting adalah kompetensi bahasa,” tegasnya.

Di akhir pemaparannya, ia mengingatkan bahwa kesetiaan terhadap negara merupakan hal fundamental. Oleh karena itu, masyarakat yang ingin menjadi pekerja migran harus mengikuti prosedur resmi agar mendapatkan perlindungan yang maksimal.

Kuliah umum ini berlangsung interaktif, dengan antusiasme tinggi dari peserta. Banyak mahasiswa yang aktif bertanya kepada narasumber mengenai peluang dan tantangan bekerja di luar negeri. (Yadi/A)

  • Bagikan